Singkat cerita, Bunda sudah menjalankan tiga kali operasi di RS Polri, saat sudah boleh pulang seperti biasa Bunda Kontrol ke RS ditemani oleh Papah, dan karena di RS Polri alatnya kurang lengkap akhirnya Dokter Saraf disana merujuk Bunda untuk kontrol ke RS Pusat Otak Nasional, karena alat medis untuk menangani penyakit Bunda sangat lengkap disana.
Nunggu Bunda kondisinya agak enakan kami langsung membawa ke RS PON tersebut, dengan bertujuan hanya untuk kontrol, namun yang terjadi adalah saat kontrol, diperiksa dokter langsung menahan Bunda untuk Pulang, karena seperti ada yang aneh dengan hasil operasian kemarin, seharusnya bekas operasi tersebut tidak keras, dan dokter tersebut sangat gemas dan ingin segera membenarkan Operasi-an yang sudah pernah di lakukan sebelumnya, namun terlebih dahulu Bunda di CT-A dulu, CT-A semacam dengan CT Scan, yang membedakan adalah CT-A ini bertujuan untuk melihat ketebalan pembuluh darah, jadi mau melihat apakah ada pembuluh darah yang masih tipis di kepala Bunda. Esok hari kami langsung mendapatkan kabar bahwa ternyata ada pembuluh darah yang tipis dan harus di operasi, kali ini berbeda, bukan pasang VP Shunt lagi, tapi Operasi Clipping untuk menjepit pembuluh darah yang tipis tersebut dengan bertujuan untuk mencegah terjadinya Pecah Pembuluh darah lagi, karena itu merupakan Bom Waktu.
Sedih rasanya setiap Bunda menjalankan operasi dan harus dimasukan ke ruang ICU, karena kalau di ICU, keluarga tidak bisa bertemu langsung dengan pasien, hanya bisa melihat melalui jendela seperti melihat bayi yang baru lahir.
seiring berjalannya waktu, Bunda menjalankan operasi total 12x operasi, 3x di RS Polri dan sisanya di RS PON, bukan hanya karna pecah pembuluh darah, namun karena Operasi yang pertama kali itu membuat infeksi jadi Bunda mau tidak mau harus di operasi setiap infeksinya memburuk.
Papah selalu berkata, fokus dengan kuliah dan kerja agar bisa ngebantu pengobatan atau biaya sehari-hari. Saat awal Bunda sakit, aku sering banget gak masuk kantor, saking gak semangatnya mau kerja, pengen nemenin papah ngurus Bunda.Â
Bagaimana bisa fokus setiap hari melihat Bunda dengan gurat wajah yang lemas namun tetap berusaha tersenyum jika melihat keluarga, sesekali tangan dan kaki bengkak karena 3-4cairan infus masuk dimasukan ke dalam tubuhnya, bahkan pernah cairan infus tersebut langsung dialirkan ke jantung untuk membersihkan dan cairannya cepat tercerna, dan sesekali hanya bisa berkedip mata atau hanya melirik di sebuah ruangan besar dan dingin yang bernama ICU.Â
Tapi masukan dari sana sini yang membuat aku sadar, iya aku harus semangat biar Bunda juga makin semangat, terlebih aku selalu ingat perkataan Papah dan aku semakin berfikir mungkin ini cara Allah SWT untuk memberikan ku cara agar aku bisa balas budi ke kedua orang tua.