Â
Penangan pertama yang dilakukan saat itu langsung dibawa ke RS terdekat, dan RS terdekat adalah RS Paru, karena itu bertepatan pada hari minggu jadi staff di RS tidak lengkap jadi Bunda gak bisa di scan kepalanya disana, Tensi darah Bunda sangat tinggi mencapai 240an harus di scan kepalanya karena kesadaran Bunda sudah mulai menurun.Â
Papah saat dikabari oleh teman-teman Bunda disana akhirnya Papah dan Kakak ku lansung ke Puncak jemput Bunda, sekalian minta rujuk ke RS yang di Jakarta, tapi karena kesadaran Bunda sudah menurun, pihak RS tidak mau kalau copot oksigen dan monitor jadi Bunda harus diantar pakai Ambulance.Â
Penuh drama, sangat panjang perjuangan untuk mencari Rumah sakit disekitar Jakarta-Bekasi-Depok yang bisa menerima Bunda, kenapa sulit? ya karna saat itu Bunda harus dimasukan ke ruang ICU, semua RS di datangi oleh Papah, dan akubantu telfon-telfon RS dimanapun yang ICU-nya kosong, tapi sangat susah, sekalinya ada biayanya gak sedikit, puluhan juta/hari, karena kami beranggapan dibilang kamarnya gak tersedia karena kami menggunakan Askes(BPJS).Â
Di tolak sana-sini sampai pada akhirnya kami membawa Bunda ke RS Polri dan dibawa ke IGD terlebih dahulu namun beberapa jam kemudian baru di pindahkan ke ruang ICU.
Dua minggu Bunda dirawat pertama tanpa operasi, hanya di observasi menggunakan obat-obatan, dan ketika udah boleh pulang kami sangat senang, meskipun keadaan Bunda saat itu lupa ingatan karena ada sel otak yang menghitam karena terendam dengan darah, setidaknya keluarga adalah dokter utama untuk menyembuhkannya, dan dua minggu dirumah tiba-tiba Bunda kejang, yang kami sama sekali tidak tau kalau ternyata itu kejang, aku kira itu sesak nafas atau serangan jantung, aku dan Papah sangat kebingungan harus berbuat apa, Oksigen di rumah abis, akhirnya aku dengan penuh kepanikan  berteriak-teriak gedor-gedor rumah depan aku yang kebetulan punya tabung oksigen yang masih ada isinya, aku lari-lari ambil oksigen langsung ku pasangkan ke Bunda untuk ngebantu pernafasannya, dan sedikit demi sedikit mulai tenang baru aku dan Papah bawa ke RS, langsung di CT Scan, dan ternyata ada darah yang menekan otak Bunda yang membuat Bunda kejang, dan saat itu lah aku baru tau kalau kayak gitu tuh namanya kejang.Â
Saat di periksa lebih lanjut, Bunda harus di operasi secepat mungkin, dan itu mnejadi operasi pertama Bunda, pada Bulan February tgl 27 2017. Operasi yang dilakukan adalah pemasangan VP-Shunt di kepala bertujuan untuk membantu memompa darah ataupun cairan dikepala, VP Shunt biasa di pasang ke anak yang sakit Hidrosepalus.Â
Ya saat itu melihat Bunda kehilangan rambut panjangnya yang ikal, karena harus di botak-in kalau di operasi harus bersih, lemes... ngeliat berdua sama Papah saat Bunda lagi di cukur dengan keadaan Bunda udah lemas, cuma bisa pasrah, nangis-nangis, biasa ngeliat Bunda sangat aktif, selalu memperhatikan penampilan, dan sangat menyukai rambut panjang kini Bunda harus di botakin, tapi ya kalau itu untuk jalan yang terbaik kami terima-terima saja.
Dua minggu di rawat, lalu sudah boleh pulang kerumah, kami sangat berharap saat itu tinggal pemulihan. Namun yang terjadi adalah, hampir satu bulan dirumah, Bunda terjadi penurunan kesadaran dan panasnya sangat tinggi saat itu, demam yang naik turun, akhirnya dibawa ke RS Polri kembali, langsung dibawa ke IGD, dan diperiksa lebih lanjut, dokter berkata bahwa pemasangan selang VP Shunt kemarin masih kurang karena darah yang keluar sangat deras, jadi harus di tambah satu selang lagi, ya kami langsung tungg jadwal operasi, dan itu menjadi operasi ke dua Bunda.