semakin intropkesi diri, semakin sadar kewajiban sebagai anak (terakhir) dan paling dekat dengan orang tua, apalagi ibu. semakin hari semakin terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, banyak pelajaran yang bisa ku ambil dari sini. ingin terus mencapai cita-cita, ingin membahagiakan orang tua dengan kesuksesannya, dan gak mau nyusahin mereka lagi, dan ya tetap menjadi Githa yang banyak maunya, tapi lebih ke mau membahagiakan mereka.
Â
Bunda udah gak bisa melakukan sesuatu sendiri, kecuali makan, Bunda masih bisa nyuap sendok sendiri, tapi kami lebih senang untuk nyuapin Bunda kalau makan nasi, untuk makanan selingan baru Bunda suap sendiri (untuk latihan) karena tangan Bunda pada awalnya itu lemas untuk bergerak.
awalnya aku melihat Bunda awal sakit amat membuat sedih (ya jelas siapa yang gak sedih kalau melihat Ibu sendiri sakit?Â
Hanya anak yang bodoh ku rasa), seperti melihat tidak kayak biasanya, tapi pada kenyataanya ya itu Bunda, Bunda yang setiap hari masakin Githa, nyiapin bekal Githa sedari TK sampai Githa kerja, yang setiap hari suka ganti - gantian dengan Papah antar jemput Githa, yang setiap waktu nelfon Githa, yang setiap hari nungguin Githa pulang, yang setiap hari suka ngomelin Githa, yang setiap weekend suka bawain Githa kue kesukaan Githa, Bunda yang perhatian dengan teman - teman Githa.
Bunda yang selalu mempersatukan Githa sama teman - teman lama Githa yang udah Githa lupa, yang setiap pulang dari manapun suka bawain Githa sesuatu, Bunda yang selalu heboh kalo Githa mau jalan-jalan, dan yang selalu membangga-banggakan anaknya.
Â
Bersyukurlah saat itu aku bekerja di tempat yang sangat pengertian dengan kondisiku saat itu, selama Bunda sakit hampir gak pernah datang ontime, selalu datang paling cepat jam 9 (jam masuk jam 08.30am), bahkan sering datang jam 10 dan sesekali datang jam 11, bukan bukan karena telat bangun, tapi ada kewajiban yang harus ku lakukan dipagi hari, dipagi hari aku harus bantu membersihkan Bunda agar Bunda tetap cantik dan wangi setiap hari baru aku baru bisa berangkat ke kantor. Namun pulang pun lebih sering tenggo (on time), sering cuti kalau Bunda tiba - tiba drop atau ada tindakan.Â
Kalau dilihat dari sisi perusahaan emang bukan karyawan yang patut dicontoh sih hehe, ya sesekali tetap ada saja omongan tidak enak dari belakang, tapi aku tidak mau ambil pusing. jangan salah ya, habis mau bagaimana lagi, aku begitu juga atas seizin atasanku.