"Hah? Engga kenapa-kenapa kok."
       "Cerita aja siapa tau kakak  bisa kasih solusi."
       "Tadi nilai ujian Arau udah dibagiin, dan ternyata nilainya engga bagus. Padahal Arau dah belajar, Arau dah berusaha keras semampu Ara." Ceritaku yang tanpa kusadari air mataku sedikit menetes.
       "Hmmm... Ara sini liat kakak, Ara jangan sedih kalau nilai Ara kecil. Sekarang nilai Ara kurang bagus, tapi bukan berarti nanti dan seterusnya pun akan tetap sama seperti ini. Justru jadikan ini sebuah motivasi Ra. Kamu udah berusaha semampu kamu. Mungkin usaha kamu sekarang masih kurang, jadi kamu harus lebih tingkatin lagi. Kakak yakin kamu pasti bisa." Jelas kak Zaki yang sedikit membuatku menjadi lebih baik.
       "Iyaa kak makasih banyak."
       "Iya sama-sama." Jawab kak Zaki sambil
Namun, sebenarnya aku masih bertanya-tanya apa yang harus aku lakukan. Pada akhirnya aku memutuskan untuk memberanikan diri memberi tahu lembaran nilai ini kepada mama dan ayah. Disaat kumpul mungkin waktu yang tepat.
       "Mah, Ayah.." Sapaku yang sedang berkumpul dengan Ayah, Mama dan kak Zaki di ruang keluarga.
       "Iya sayang, kenapa?" Jawab Ayah.
       "Ini lembar hasil nilai ujianku kemarin."
       "Wah sudah ada, kenapa tidak bilang dari tadi?" Semangat Mama.