"Alhamdulillah lancar kok Ma. Minta do'anya aja biar hasilnya memuaskan." Pintaku sembari peluk Mama yang membuatku menjadi tenang.
       Ketika aku peluk Mama rasanya memang sesaat rasa gelisah itu hilang begitu saja. Ketika waktunta tiba pengumuman peserta yang lulus ujian. Aku tidak ingin melihatnya karena rasa takut gagal yang begitu besar. Akhirnya aku meminta kak Zaki yang melihatnya. Sengaja kita lihat di kamar ku, karena aku tidak ingin orang tua ku langsung merasakan kecewa apabila melihat hasilnya gagal.
"Kak tolong lihat ya gimana hasilnya, aku takut banget." Pintaku kepada kak Zaki.
"Iya iyaa Ra." Jawabnya.
        Dengan perlahan kak Zaki membuka hasilnya. Ku tutup mataku dan berusaha menenangkan diriku. "Apapun yang terjadi itu yang terbaik. Allah tau mana yang terbaik buat kamu. Bisa jadi yang menurut kita baik belum tentu menurut Allah. Dan bisa jadi jika menurut kita tidak baik justru itu yang menurut Allah swt baik." Tenang ku dalam hati.
"Raaa.." Panggil kak Zaki yang langsung memeluk ku dan membuatku terkaget. Yang awalnya tenang kini gelisah kembali.
"Kenapa kak??" Tanyaku yang penasaran.
"Kamuu LULUSSS" Jawabnya yang justru membuatku tambah kaget. Namun, kini gelisahku hilang.
"Hahhh Alhamdulillah ya Allah." Ku peluk kakakku dan menangis terharu.
"Mah Yah.. aku lulusss." Seru ku dari dalam kamar.
Teriakan ku yang terdengar oleh mereka membuat mereka langsung menghampiri kamarku.