Pagi kembali menyapa, mengusir gelapnya malam. Aku membuka jendela kamarku, kurasakan udara segar dan pemandangan yang indah nan hijau. Hari demi hari aku lalui, rasanya tidak ada yang berbeda dariku. Pagi ini, aku tidak mengawalinya dengan rehat atau rebahan. Namun, langsung menuju meja belajar, mengerjakan semua tugas tugas sekolah yang belum selesai.
       "Huft rasanya lelah sekali. Kenapa orang lain bisa kuat ya dengan semua ini?" Tanyaku dengan semua keluhanku.
Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya tugas-tugas sekolahku beres. Tinggal lanjut belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi.
       "Istirahat dulu deh."
Di waktu istirahat, tiba-tiba aku terpikir seorang lelaku yang pernah kutemui di sekolah dan Gramedia. Bagaimana kabarnya ya? Akhir-akhir ini aku jarang bertemu dengannya. "Eh kok aku malah mikirin dia sih?"
       Sejujurnya aku merasa hidup ku ini masih saja terasa ada yang kurang. Tapi aku belum tau apakah sesuatu yang kurang itu. Aku memutuskan untuk bertemu dengan sahabatku, mungkin kali ini aku hanya akan meminta bertemu dengan Halimah saja. Halimah adalah sahabtku yang sangat taat terhadap agamanya, yaitu agama islam sama denganku. Halimah terlahir dari keluarga yang biasa saja tetapi entah kenapa dia selalu terlihat baik-baik saja didepan banyak orang. Dan dia adalah sahabatku yang paling bijak terhadap segala hal. Akupun sangat salut dan bangga mempunyai sahabat seperti dia. Akupun langsung menelepon Halimah.
       "Iya assalamu'alaikum." Jawab Halimah.
     "Wa'alakumsalam Halimah." Jawabku.
       "Ada apa Ra? Kenapa?" Tanyanya.
       "Ada yang ingin aku ceritakan, tapi secara langsung tidak di telepon."
       "Oh boleh, kita ketemuan di tempat cafe seperti biasa aja. Gimana?."