Opportunity: Kesempatan atau peluang yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.
Needs: Kebutuhan yang mendesak, baik itu kebutuhan finansial maupun non-finansial, yang mendorong seseorang melakukan tindakan korupsi.
Expose: Tingkat risiko tertangkap atau terungkapnya tindakan korupsi.
Teori GONE ini menjelaskan bahwa korupsi terjadi ketika keempat faktor di atas bertemu. Semakin besar keserakahan seseorang, semakin banyak kesempatan yang tersedia, semakin mendesak kebutuhannya, dan semakin rendah risiko tertangkapnya, maka semakin besar kemungkinan seseorang akan melakukan tindakan korupsi.
Selain teori GONE, Jack Bologna juga turut berkontribusi dalam pengembangan teori-teori lain yang berkaitan dengan fraud atau kecurangan. Teori-teori ini secara umum menekankan pada pentingnya memahami faktor-faktor psikologis, sosial, dan lingkungan yang dapat mendorong seseorang melakukan tindakan yang tidak jujur.
Mengapa Teori Jack Bologna Penting?
Teori-teori yang dikembangkan oleh Jack Bologna memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami fenomena korupsi. Dengan memahami faktor-faktor yang mendorong terjadinya korupsi, kita dapat merancang strategi pencegahan yang lebih efektif. Selain itu, teori-teori ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu yang berpotensi melakukan tindakan korupsi dan melakukan tindakan preventif.
Dalam konteks Indonesia, teori-teori Jack Bologna dapat digunakan untuk menganalisis kasus-kasus korupsi yang terjadi dan merumuskan kebijakan pencegahan korupsi yang lebih komprehensif.
Tujuan artikel: Menganalisis penyebab korupsi di Indonesia berdasarkan pendekatan Jack Bologna.
Menganalisis Penyebab Korupsi di Indonesia Berdasarkan Pendekatan Jack Bologna
Pendekatan Jack Bologna, khususnya teori GONE (Greedy, Opportunity, Needs, Expose), memberikan kerangka kerja yang sangat berguna untuk menganalisis akar penyebab korupsi di Indonesia. Mari kita bedah satu per satu faktor-faktor tersebut dalam konteks Indonesia:
1. Greedy (Keserakahan)