Kasus korupsi dalam proyek pembangunan infrastruktur sering terjadi di Indonesia. Modus operandinya beragam, mulai dari penggelembungan anggaran, penggunaan material berkualitas rendah, hingga suap menyuap dalam proses tender.
Greedy: Kontraktor dan pejabat pemerintah seringkali bekerja sama untuk menggelembungkan anggaran proyek dan membagi keuntungan.
Opportunity: Kompleksitas proyek infrastruktur dan banyaknya pihak yang terlibat memberikan banyak peluang untuk melakukan korupsi.
Needs: Kontraktor mungkin terdorong untuk melakukan korupsi karena persaingan yang ketat dan tekanan untuk memenangkan proyek.
Expose: Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pengawasan terhadap proyek infrastruktur, namun masih banyak proyek yang lolos dari pengawasan.
Kesimpulan
Dari ketiga kasus di atas, dapat dilihat bahwa teori GONE dari Jack Bologna dapat menjelaskan dengan baik akar penyebab korupsi di Indonesia. Korupsi terjadi karena adanya kombinasi antara keserakahan, adanya peluang, kebutuhan, dan rendahnya risiko tertangkap. Untuk mengatasi masalah korupsi, diperlukan upaya yang komprehensif, mulai dari perbaikan sistem pengawasan, peningkatan transparansi, penegakan hukum yang tegas, hingga perubahan budaya dan nilai-nilai masyarakat.
Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia
Korupsi adalah musuh bersama yang terus menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Untuk memberantas masalah ini, diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Berikut beberapa upaya pencegahan korupsi yang dapat dilakukan:
1. Penguatan Sistem Pengawasan
Transparansi: Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan proyek-proyek pemerintah.