Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mati Penasaran, Final Teror

23 Juli 2024   23:53 Diperbarui: 23 Juli 2024   23:55 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari https://www.tiktok.com/@ghostdmarketing2

Hari Keenam Tahlilan

Pagi itu, Adam, Fikri, Roby, dan Budi bangun dengan perasaan was-was. Malam sebelumnya, meskipun tidak ada penampakan pocong pinjol, ketakutan masih menyelimuti mereka. Kang Asep, yang menginap di rumah Budi, juga merasa perlu lebih mendalami gangguan yang mereka alami.

"Kalian harus tetap tenang. Kita akan hadapi ini bersama," kata Kang Asep saat sarapan bersama.

Adam, Fikri, dan Roby mengangguk, mencoba menenangkan diri. Budi pun tak kalah tegang. Mereka berharap bisa melewati hari ini dengan aman.

Saat siang menjelang, suasana mulai berubah. Fikri, yang sedang membantu menyiapkan makanan di dapur, tiba-tiba merasa ada yang mengawasinya. Saat ia menoleh, bayangan putih melintas cepat di depan pintu dapur.

"Adam, kamu lihat itu nggak?" tanya Fikri dengan suara gemetar.

"Lihat apa, Fik?" jawab Adam yang baru saja masuk ke dapur.

"Tadi ada bayangan putih di depan pintu. Cepat banget gerakannya," jawab Fikri.

Adam merasa bulu kuduknya merinding, tapi ia mencoba tetap tenang. "Mungkin cuma bayangan, Fik. Ayo, kita lanjutkan saja persiapan ini."

Namun, tidak lama kemudian, Roby, yang sedang membantu Budi membereskan kursi di ruang tamu, tiba-tiba merasakan hawa dingin. Ia melihat ke arah jendela dan mendapati sesosok pocong pinjol menempel di kaca jendela, menatapnya dengan mata kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun