"Waalaikumsalam, Pak Ustaz," jawab Budi menutup perbincangan malam itu dengan Ustaz Kaizen, lalu Ustaz Kaizen pulang menuju rumahnya.
Sementara itu, Kang Asep tiba-tiba muncul entah dari mana ia dari tadi, padahal situasi sedang genting-gentingnya dengan banyaknya penampakan pocong.
"Kang Asep, dari mana saja? Apa kita harus melakukan ritualnya sekarang?" teriak Fikri di tengah lalu-lalang tamu tahlilan yang hendak pulang.
"Kita tunggu sampai jam 12 malam, Fik," jawab Kang Asep.
Setelah semua tamu pulang, mereka berlima mengadakan diskusi untuk melakukan ritual menutup portal di pemakaman.
"Nanti kita menggunakan formasi bintang ya, teman-teman, saat ritual di pemakaman. Saya nanti paling depan posisinya," kata Kang Asep.
"Lalu kami bagaimana, Kang?" tanya Budi.
"Kalian cukup bawa persyaratan untuk ritualnya saja," tegas Kang Asep.
Jam menunjukkan pukul 23:30 malam. Suasana desa yang sangat sepi tanpa seorang pun berkeliaran, mereka berlima sedang mempersiapkan pelaksanaan ritual di pemakaman.
"Kalian semua sudah siap?" tanya Kang Asep.
"Sudah, Kang," jawab Budi, Adam, Fikri, dan Roby dengan kompak.