Sesampainya di pemakaman, tepat di depan pohon sawo tempat kemunculan pocong pertama kali, mereka mempersiapkan semua bahan-bahan ritual dan mengatur posisi dalam bentuk bintang. Kang Asep berada di depan diikuti Budi dan Fikri di belakang Kang Asep, sedangkan Roby dan Adam di belakang Fikri dan Budi. Mereka semua duduk bersila.
Tepat pukul 12 malam, Kang Asep memulai ritualnya. Lima menit pertama tidak ada tanda-tanda apa pun. Setelah sepuluh menit berjalan, mereka mulai mendengar suara teriakan-teriakan dan tertawa dari sekitar mereka. Lima belas menit berjalan, pocong-pocong mulai bermunculan di setiap sudut makam dan di atas pohon-pohon yang ada di pemakaman.
Roby dan Adam ketakutan setengah mati, namun mereka melihat Fikri dan Budi tak bergerak sedikit pun.
"Apa mereka berdua tidak merasa takut, ya?" ucap Adam dalam hati.
Adam dan Roby di barisan belakang saling lirik, ketakutan di wajah mereka tidak bisa disembunyikan lagi. Lalu tiba-tiba Budi dan Fikri mendadak berdiri, sedangkan Kang Asep masih membaca mantra-mantra ritual. Budi dan Fikri saling bertatap-tatapan dan kemudian saling mencekik leher satu sama lain. Adam dan Roby yang melihat langsung panik dan mencoba memisahkan Budi dan Fikri, namun begitu kuat tenaga mereka sehingga cekikannya tak bisa dilepaskan.
"Kang Asep, Budi sama Fikri kesurupan kayanya," ucap Roby dengan nada panik.
Namun, Kang Asep tidak bergeming sedikit pun, seolah fokus dalam ritualnya. Dalam kepanikan Adam dan Roby, tiba-tiba muncul Ustaz Kaizen dari belakang mereka dan memisahkan Fikri dan Budi. Dengan bacaan ayat-ayat Al-Quran, Ustaz Kaizen berhasil memisahkan Budi dan Fikri, namun belum bisa menyadarkan Fikri dan Budi dari pengaruh kesurupan mereka.
Ustaz Kaizen lalu menendang sesajen atau persyaratan ritual yang berada di depan Kang Asep. Kang Asep yang merasa terganggu menjadi emosi, dan terjadilah perkelahian di antara mereka.
"Pak Ustaz, jangan ikut campur urusan saya," kata Kang Asep.
"Kalau kamu sedang melakukan hal baik, saya tidak akan ikut campur. Namun, yang kamu lakukan ini sudah sangat keterlaluan, sampai bersekutu dengan setan hanya untuk hasrat duniawi," ujar Ustaz Kaizen.
Perkelahian tak terhindarkan. Kang Asep langsung melayangkan tendangan ke arah Ustaz Kaizen, namun Ustaz Kaizen mampu menghindarinya. Tak puas dengan tendangannya yang tak mengenai Ustaz Kaizen, Kang Asep melayangkan tinju ke arah muka Ustaz Kaizen, namun lagi-lagi Ustaz Kaizen mampu menghindarinya.