"Assalamualaikum, Pak Dulloh," ucap Kang Asep sambil menggedor-gedor pagar Pak Dulloh.
"Waalaikumsalam," terdengar jawaban dari dalam rumah Pak Dulloh.
"Siapa ya?" tanya Pak Dulloh berjalan menuju pagar sambil membetulkan sarungnya yang melorot.
"Asep, Pak Dulloh," jawab Kang Asep.
Pak Dulloh membuka pagar rumahnya dan mempersilakan Kang Asep untuk masuk. "Masuk, Sep, silakan duduk. Tumben amat ke sini, Sep?"
"Iya, Pak, mau nanya ini. Infonya Pak Dulloh punya ayam cemani, betul demikian, Pak?" tanya Kang Asep sambil malu-malu.
"Oh ya, saya punya lima ekor di belakang. Kenapa memang, Sep?" Pak Dulloh bertanya balik.
"Boleh saya beli satu ekor, Pak?" pinta Kang Asep.
"Boleh sekali, Sep. Kebetulan saya butuh uang buat keperluan lain," jawab Pak Dulloh.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, Kang Asep langsung memasang raut bahagia.
"Dijual berapa, Pak, ayamnya?"