Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mati Penasaran, Final Teror

23 Juli 2024   23:53 Diperbarui: 23 Juli 2024   23:55 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari https://www.tiktok.com/@ghostdmarketing2

"Dua juta saja, Sep," jawab Pak Dulloh.

Kang Asep merasa ayam milik Pak Dulloh kemahalan, namun Kang Asep dengan gigih negosiasi harga agar bisa sesuai dengan kantongnya.

"Okelah, Sep. Deal," setelah negosiasi panjang akhirnya Pak Dulloh menyetujui harga dari Kang Asep.

Sore harinya, Kang Asep kembali ke rumah Budi dan mengumpulkan Fikri, Adam, dan Roby. Ia menceritakan hasil pertemuannya dengan Kang Bahrul dan penyebab sebenarnya dari penampakan pocong yang semakin banyak.

"Jadi, Kang, kita harus menutup portal itu?" tanya Roby dengan cemas.

"Betul, Roby. Kita harus melakukan ritual penutupan portal. Saya akan mempersiapkan semuanya nanti malam setelah tahlilan. Saya juga sudah membeli persyaratannya, yaitu kembang tujuh rupa dan ayam cemani," jawab Kang Asep.

"Hah, ayam cemani kan mahal, Kang Asep," ucap Budi.

"Benar, Bud, mahal," saut Kang Asep.

"Wah, Kang Asep totalitas banget ini dalam membasmi pocong. Bagaimana kalau kita juga patungan, teman-teman, agar beban Kang Asep sedikit berkurang?" tanya Budi kepada Adam, Fikri, dan Roby.

"Jangan! Kalian belum ada penghasilan, biar saya saja yang nanggung semuanya," tegas Kang Asep.

"Bener nih, Kang?" tanya Adam, Roby, Fikri, dan Budi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun