Mohon tunggu...
Ahmad Farhan Saukani
Ahmad Farhan Saukani Mohon Tunggu... Lainnya - Anak yang kebetulan suka filsafat

Baru pertama kali mencoba menulis. Lebih senang membaca dibanding menulis, tetapi membaca membangkitkan gairah untuk menulis. Kita coba dunia baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyibak Filsafat di Balik Manga Attack On Titan

17 Desember 2020   01:56 Diperbarui: 26 April 2021   15:42 6425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster anime Attack on Titan. | Foto bersumber dari myanimelist

Konsep ini direpresentasikan melalui karakter Zeke di manga ini. Kita diberitahu kalau Zeke memiliki rencana besar untuk membuat seluruh keturunan Ymir berhenti bereproduksi, dan dibuat punah. Rencana ini ia sebut sebagai "Euthanasia."

Rencana Euthanasia ini diharapkan Zeke untuk mengakhiri penderitaan di dunia ini. Penderitaan menurut Zeke disebabkan karena keturunan Ymir masih ada dan tidak berhenti bereproduksi. Agar penderitaan dan kebencian di dunia ini berakhir, keturunan Ymir harus punah dan musnah dari dunia ini dengan cara berhenti bereproduksi.

Rencana Euthanasia ini mirip sekali dengan apa yang dikemukakan Scopenhauer soal hidup. Scopenhauer berpikir bahwasannya hakikat hidup manusia adalah penderitaan.

Penderitaan yang dimaksudkan Scopenhauer disebabkan karena manusia hidup dengan keinginan yang tak terbatas. Hasrat untuk menginginkan sesuatu itu membuat manusia menjadi menderita sebab keinginan itu tidak pernah ada habisnya. Untuk memenuhi keinginan tersebut kita harus memaksa diri kita untuk  bisa memenuhinya. Kita harus mengorbankan apapun untuk memenuhi keinginan tersebut. Ketika keinginan itu telah tercapai, manusia akan bosan dan mengejar keinginan yang lainnya.

Keinginan dan hasrat dimaksudkan manusia untuk mencapai kebahagiaan. Menurut Scopenhauer, kebahagiaan itu tidak pernah ada. Apa yang kita sebut sebagai kebahagiaan adalah kegembiraan sementara kita, dan setelahnya adalah kebosanan. Inilah yang dimaksud Scopenhauer sebagai  penderitaan.

Karena hidup manusia ini dihadapkan pada penderitaan yang tanpa akhir, maka menurut Scopenhauer, penyebab dari penderitaan tanpa akhir ini adalah kehidupan itu sendiri. Untuk mengakhiri penderitaan tanpa akhir, manusia harus berhenti hidup dan musnah dari dunia ini.

Menurut Scopenhauer, manusia dalam hidupnya didorong dan digerakkan dengan semangat untuk menghasilkan keturunan. Konsep ini disebutnya sebagai Will To Reproduction. 

Semangat menghasilkan keturunan inilah yang dinilai Scopenhauer sebagai peng-ada dan penyebab dari penderitaan tanpa akhir. Untuk bisa mengakhiri penderitaannya, manusia harus berhenti menghasilkan keturunan, dengan begitu manusia akan berakhir, juga penderitaannya.

Suram sekali pemikiran Scopenhauer ini ya wkwkwk

Menurut Scopenhauer juga, cinta itu palsu sama sekali. Apa yang disebut manusia sebagai cinta adalah efek samping dari semangat untuk menghasilkan keturunan. Disaat orang beramai-ramai memaknai arti cinta yang agung, Scopenhauer dengan kesuramannya mengatakan jika cinta adalah efek samping dari keinginannya untuk bereproduksi.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun