Mohon tunggu...
Ahmad Farhan Saukani
Ahmad Farhan Saukani Mohon Tunggu... Lainnya - Anak yang kebetulan suka filsafat

Baru pertama kali mencoba menulis. Lebih senang membaca dibanding menulis, tetapi membaca membangkitkan gairah untuk menulis. Kita coba dunia baru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyibak Filsafat di Balik Manga Attack On Titan

17 Desember 2020   01:56 Diperbarui: 26 April 2021   15:42 6425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster anime Attack on Titan. | Foto bersumber dari myanimelist

Kebenaran bersifat relatif. Kekerasan dan membunuh kadangkala bisa menjadi benar jika kita membunuh katakanlah perampok yang ingin menjarah rumah kita. Mencuri kadangkala benar jika hak dan kekayaan bersama diraup oleh segelintir orang. Apa yang dipikirkan orang menengah ke atas yang liberal soal kebaikan berbeda dengan masyarakat menengah ke bawah konservatif soal kebaikan.

Kebaikan di manga ini pun sama, apa yang Eren Yeager sebut sebagai baik adalah kosntruksinya atas kepentingannya, yakni untuk membalaskan dendamnya kepada orang yang telah membunuh ibunya. Kebaikan menurut Zeke, yakni rencana pembersihan keturunan Ymir juga konstruksinya atas kebenciannya terhadap ayahnya. Jadi tegas sekali bahwa kebenaran itu tergantung pada kepentingan orang yang membuatnya.

Nihilisme mau menegaskan bahwa kebenaran merupakan kekosongan yang diisikan kepentingan-kepentingan orang yang berbicara soal kebenaran itu. Orang hanya menganggap kebaikan yang sesuai dengan kepentingannya untuk menjadi paling superior. Kebaikan yang diciptakan oleh lembaga-lembaga pembuat kebaikan itu merupakan kebaikan yang disetir sesuai kehendaknya untuk berkuasa.

Kehendak untuk berkuasa disebut Friedrich Nietzsche--Seorang filsuf kelahiran Prussia--sebagai Will To Power. Manusia menurut Nietzsche didorong oleh kehendak ini. Konsep ini dinilai Nietzsche sebagai hal yang manusiawi. Manusia seharusnya bertarung untuk menjadi yang paling superior.

Kebenaran dilihatnya sebagai jalan seseorang untuk berkuasa memengaruhi orang lain. Kita disetir untuk percaya kepada kebenaran milik orang lain. Nihilisme mau mengatakan, jangan mau disetir dan dikalahkan para pencipta kebenaran, kalian bisa membuat kebenaran sendiri, jadi kalahkan kebenarannya orang lain itu dan berkuasalah.

Kebanyakan orang hidup meyakini kebenaran milik orang lain. Orang selama ini berfikir di atas konstruksi kebenaran milik pencipta kebenaran. Yang nihilisme mau adalah, orang seharusnya menciptakan kebenarannya sendiri. Manusia itu harus mengalahkan para pencipta kebenaran. Konsep ini dirumuskan oleh Nietzsche, sebagai Moralitas tuan-budak.

Baca Juga: Kehendak Bebas dalam Dunia "Attack on Titan"

Kita kebanyakan hidup dengan mentalitas budak, budak yang mengikuti kebenaran milik pencipta kebenaran, selalu begitu. Tuan-tuan ini, atau pencipta kebenaran membuat kita menjadi tidak otentik dan tidak bebas dalam hidup. Kita meyakini kebenaran yang telah dikonstruksi para pembuat kebenaran. Kebenaran itu hakikatnya adalah tiada, kita bisa merumuskan kebaikan menurut kita sendiri. Budak-budak ini bahkan dengan rela membaktikan dirinya untuk menuruti moralitas tuannya.

Yang Nietzsche mau bukan begitu, manusia seharusnya bersaing mengalahkan kebaikan atau kebenaran milik para pencipta kebenaran, dan menciptakan kebenarannya sendiri. Dengan kata lain, manusia harus membebaskan dirinya dari jeratan kebenaran yang membatasi dirinya untuk menjadi bebas dan otentik.

Moralitas tuan-budak ini direpresentasikan pada karakter Mikasa di manga ini. Di chapter 112, Mikasa, Armin, dan Eren bertemu. Saat itulah Eren menegaskan bahwa selama ini Mikasa hidup dengan insting Ackerman-nya. Dikatakan bahwa seorang Ackerman hidup untuk melindungi inangnya. Ackerman akan rela mengorbankan nyawanya, dan mengabdikan seluruh kesadarannya kepada inangnya.

Mikasa selalu bergantung kepada Eren selama ini dan tidak pernah menjadi bebas. Mikasa telah menipu dirinya sendiri dan yakin bahwa selama ini ia hidup untuk melindungi Eren. Kesadaran Mikasa yang sebenarnya telah hilang di gudang tua itu saat Eren menghajar perampok yang membunuh orang tuanya sembilan tahun yang lalu. Dan sejak saat itu, Mikasa tidak pernah menjadi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun