Murti telah berusaha menghubungi seluruh sanak famili tapi tak ada yang tahu keberadaan anak semata wayangnya itu. Dia lalu melaporkan sendiri kasus ini ke polisi.
Lain halnya dengan Ratno (50), bapak dari Cahyo. Dialah yang menuduh polisi sebagai dalang penculikan anaknya, sehingga ia tidak melapor dari hari pertama Cahyo hilang.
Polisi mengaku telah bertindak profesional, namun mereka memang belum menemukan jejak hilangnya Cahyo. Mereka menanyai kawan kampus Cahyo. Yang terakhir melihat Cahyo adalah Amanda (19), ia melihat Cahyo, Hari Jumat tanggal 18 Mei sepulang dari kuliah. Teman yang lain tak ada yang mengetahui keberadaanya atau punyai alibi kuat terkait dengan hilangnya Cahyo. Kebanyakan bila ditanyai polisi selalu menjawab bahwa Cahyo termasuk orang yang kuper alias kurang pergaulan.
Penyelidikan lain dilakukan polisi kepada tetangga Cahyo. Anak muda kampung setempat juga tak jauh beda penuturannya dengan anak-anak kampus, mereka merasa tak pernah bergaul dengan Cahyo. Jarwo (29), tetangga, menjelaskan bahwa pada Hari Minggu tanggal 20 Mei sekitar pukul 19.00 ada dua orang asing yang mondar mandir di depan rumah Cahyo.
Manto (34), tetangga, dihari yang sama melihat Cahyo keluar rumah sekitar pukul 20.00. Ratno sendiri menuturkan bahwa sekitar pukul 21.00 ia mencoba melihat ke dalam kamar Cahyo. Ia penasaran karena sejak pagi ia tak melihat Cahyo. Biasanya setiap pagi atau sore dia selalu mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, bersih-bersih dan sebagainya. Malam itu Ratno mengira anaknya telah tidur.
Senin 21 Mei, pukul 10.00 Ratno memeriksa kembali pintu kamar, ternyata masih dikunci. Pintu depan masih terkunci jadi seharusnya dia di dalam. Ia ketok keras dan berteriak memanggil-manggil Cahyo, namun tak ditanggapi. Lewat jendela luar rumah, Ratno mengintip ke dalam kamar. Tapi pandangannya tak sempurna, terhalang gorden dan terali besi jendela. Hingga Hari Selasa kamar itu masih terkunci. Akhirnya ia membukanya secara paksa, dan didapatinya kamarnya telah kosong.
Pihak keluarga dan polisi telah memeriksa seluruh rumah termasuk kamar Cahyo. Seluruh pakaiannya dilemari masih utuh, ponsel dan laptop masih tergeletak di meja. Singkat kata, tak ada barangnya yang terbawa.
Penyidik memeriksa ponsel namun tak temukan hal yang penting. Kata Ratno, anaknya baru dua minggu ini pegang ponsel, itupun ponsel tua. Nomer kontaknya pun baru dua buah yakni nomer ponsel bapaknya dan nomer miliknya sendiri. Di inboxnya tak terdapat SMS yang aneh ataupun teror dari nomer asing, hanya beberapa SMS masuk berasal dari nomer 89887.
Laptop belum bisa diperiksa karena rusak dibagian hardware, terlebih sukucadang laptop kuno seperti ini sangatlah jarang untuk jaman sekarang.
- - -
BAGIAN 2. WEEKEND DI POLRES