Mohon tunggu...
Fajar Nugroho
Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan Pemerhati Desa

migunani tumraping lian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Detektif: Hilangnya Bulan Hitam

31 Maret 2011   02:59 Diperbarui: 19 Mei 2024   22:33 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah itu kurang kuat Pak. Kan permasalahan Cahyo juga tentang cinta."

"Nia?"

"Yup, begini saja Pak Johan, kita bagi tugas. Aku mendekati Nia, trus Bapak yang berbicara empat mata dengan Bu Murti tentang kasus ini dan perasaan Cahyo yang sebenarnya. Ingat loh Pak, bapak tirinya jangan sampai tahu dulu, ntar dia malah interupsi.

Aku ngusulin besok Minggu kita ke Desa Batur itu." kata Sri yang menatapku sekilas dengan ekspresi wajah khasnya. Haha, dasar Sri, ada ajah cara biar bisa piknik gratis.

"Kalau ibunya Cahyo sih kemungkinan besar mau, tapi kalau Nia?"

"Tenang Pak, Nia pasti mau. Kemarin aku ngeadd Facebooknya dan langsung diterima. Trus aku menjelaskan semua kejadian ini. Intinya dia pasti siap membantu kita."

"Sebentar, bukankah kedatangan Nia malah akan semakin menyakitkan perasaan Cahyo?" tanyaku. Johan mengangguk-angguk.

"Santai saja. Aku jamin." jawaban pendek Sri ini terdengar mantab, membuat kami yakin saja.

- - -


BAGIAN 7. BATU GOWOKAN

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun