Mohon tunggu...
Fajar Nugroho
Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis dan Pemerhati Desa

migunani tumraping lian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Detektif: Hilangnya Bulan Hitam

31 Maret 2011   02:59 Diperbarui: 19 Mei 2024   22:33 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kubacakan, 'Sungguh Desa Batur adalah desa yang asri. Pantes Paman Tommy habis pensiun bikin rumah trus tinggal disini. Bagiku tempat ini sungguh damai, jauh dari bisingnya dunia luar. Bahkan kalau aku boleh bilang tempat ini bisa jadi pengasingan hahaha.'

Jadi kalau analisisku, Prio berhasil menggagalkan Cahyo untuk bunuh diri, dengan cara atau suatu alasan tertentu, trus dia memintanya untuk tinggal di tempat pamannya itu."

"Yup, seperti itulah." kata Sri sambil tersenyum lebar. "Trus apa rencanamu Pak Johan?"

"Yang jelas aku akan menelpon polsek Desa Batur itu, lalu kuminta mereka mengecek apakah benar di desa itu ada nama Tommy dan apa benar dia menampung orang asing bernama Cahyo. Rencana ini akan kulakukan sebelum kuhubungi Prio, karena kalau kuhubungi Prio dulu, takutnya dia akan melakukan upaya ceroboh."

"Betul Pak, sip sip. Paklik ayo pulang."

---

BAGIAN 6. GAYUNG BERSAMBUT

Hari Selasa sore, 24 Juli, Johan datang ke warung koran. Sri sedang asik membaca majalah komputer. Kebetulan aku juga sedang disana.

Diskusi kasus pun dimulai. Tadi pagi Johan sudah mendapatkan laporan dari Polsek Batur tentang keberadaan seorang pemuda asing yang memang sedang berada di rumah Pak Tommy di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Johan belum mengontak Prio, namun dia mengatakan akan segera melakukannya untuk mendapatkan cerita yang utuh. Permasalahan berikutnya adalah masalah pemulangan Cahyo yang tidak etis kalau dilakukan dengan pemaksaan. Harus dengan pendekatan dari orang yang benar-benar disayangi olehnya.

"Kita bawa aja ibunya, beres kan? "

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun