Rara sangat sedih setelah mendengar itu semua. Lalu Adya memeluknya dan mencoba untuk menghiburnya.
Raja Wijaya: "itu tidak akan mungkin terjadi!!!" membantah dengan serius.
Naharayu: "maka dari itu aku harus membunuhmu terlebih dahulu Wijaya....".
Akhirnya pertempuran tak terhindarkan. Ratu menyerang Raja, tapi Raja sangat berhati-hati untuk tidak membunuh Ratu, karena Ratu memakai tubuh istrinya. Adya mencoba melindungi Rara, tetapi Rara masih sedih dengan apa yang terjadi.
Raden Adya: "Rara... sudahlah, aku tau bagaimana perasaanmu sekarang. Tapi yang paling terpenting adalah kita harus menghentikan peperangan ini terlebih dahulu.
Rara tak kuasa menahan tangisannya dan memeluk Adya.
Rara: "sepertinya aku tau bagaimana cara menghentikan ini Adya.."
Raden Adya: "bagaimana???"
Rara: "aku pernah mendengar ibu.. tidak, dia bukan ibuku. Maksudku aku mendengar penyihir itu sedang berbicara dengan Ratna" sambil menangis dengan tersendu-sendu.
Raden Adya: "siapa itu Ratna?"
Rara: "yang aku tau dia adalah tangab kanan dari ibu penyihir itu, mungkin umurnya setara dengan Ratu sebelumnya."