Naharayu: "sepertinya anakmu itu harus tau kebenarannya Wijaya."
Raden Adya: "arrgghh.. aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi."
Raja Wijaya: "kau membunuh istriku dan putra pertamaku Naharayu. Hentikan omong kosong itu!."
Naharayu: "aku tidak membunuhnya... dan bukan aku juga yang membunuh putra pertamamu. Bisa dibilang aku menyelamatkan nyawa istrimu ini Wijaya."
Raja Wijaya: "apa maksudmu?"
Naharayu membuka penutup mukanya, dan semua orang terkejut.
Naharayu: "lihat ini Wijaya" dia membuka penutup mukanya.
Raja Wijaya: "Kumara???" Raja sangat terkejut sampai tidak bisa berkata-kata.
Raden Adya: "ibuu..."
Rara: "ibu?? Apa maksudnya semua ini?. Ibu tolong katakana kepadaku apa yang terjadi!!. Siapa kau sebenarnya? Dan aku ini siapa?"
Naharayu: "maafkan aku Rara... 20 tahun lalu ada penyihir yang membawamu ke Lentera, dia bilang ibu dan ayahmu terbunuh. Lalu karena Kumara tidak henti-hentinya menangis setelah aku membawannya dari Wonosari, aku memutuskan untuk membiarkan dia untuk merawatmu sampai umurmu 5 tahun. Setelah itu kondisinya memburuk, dia sakit keras. Begitupun dengan aku... tubuhku semakin buruk. Akhirnya aku memutuskan untuk memindahkan jiwaku kepadanya, selama mantra itu berhasil dia akan baik-baik saja... tetapi jika aku mati, dia akan mewarisi semua kekuatanku. Dalam perbincangan singkat aku dengannya... aku berjanji untuk menyatukan kembali keluarga penyihir ke Wonosari, dengan cara apapun. Walaupun aku harus membunuh Rajanya.