Raden Adya: "waahh.." adya pun sangat terkejut. "eehhhh... aku sedang mencari kayu bakar... ya kayu bakar hehehehe".
Pria tua: "kau mencari kayu bakar dengan panah itu??"
Raden Adya: "tidak.... Ehh maksudku iya kek.."
Pria tua: "aku bukan kakekmu... dilihat dari pakaianmu, kau pasti bukan orang biasa."
Raden Adya: "tidak... aku orang biasa." Dia mengatakan itu dengan percaya diri dan sombong. "Memangnya orang biasa tidak boleh memakai pakaian yang dilapisi emas??"
Pria tua: "untuk sekarang ini sangat mustahil." Pria tua itu lalu berbisik "Ssttt... suara apa itu?? siapkan panahmu nak!"
Raden Wijaya: "eehhh... kek sebenarnya itu suara perutku." Sambil tersenyum.
Pria tua: "kau lapar??? Kenapa kau tidak bilang daritadi... dasar. Ayo ikut aku"
Raden Wijaya: "sebentar...!!! Apa kau manusia??"
Pria tua: "kau pikir aku apa hah???" dengan membentak Raden. "dasar bocah...".
Akhirnya Raden pun mengikuti pria tua itu ke desa yang ia lihat. Ternyata desa itu hanyalah desa kecil yang hanya di huni tidak sampai seratus orang. Pria tua itu mengajak Raden masuk kerumahnya dan disediakan makanan. Raden pun langsung melahap makanan itu sampai habis. Setelah makan Raden pun berbincang dengan pria tua itu.