Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rara: "maaf aku menciummu. Aku piker ibu langsung tau kalau kau adalah manusia."

Raden Adya: "tidak... tidak apa-apa."

Jantung Adya sangat berdebar kencang setelah dicium oleh Rara.

Rara: "baiklah, karena ibu menanggap kau adalah pacarku, kau bisa tinggal di istana untuk sementara waktu."

Kemudian Adya pergi bersama Rara menuju istana. Diperjalanan Adya di hantui oleh perasaannya. "kenapa jantungku masih berdebar??? Apakah karena ini adalah ciuman pertamaku?? Atau ini adalah cinta?? Tidak... tidak aku tidak boleh jatuh cinta oleh anak penyihir itu. Aku datang kesini untuk balas dendam... bukan untuk jatuh cinta."

Disisi lain, rombongan pasukan Wonosari sudah sampai di hutan angker, mereka sampai disana setelah menemukan desa yang menjadi tempat singgah sementara Raden Adya, kakek itu menceritakan semuanya. Lalu Raja dan pasukannya bergegas untuk mencari Adya di hutan itu. Mereka membunuh semua satwa yang berada disana, termasuk kucing yang mengerikan itu. Mereka semua menggunakan senjata yang dibuat khusus untuk melawan penyihir.

Salah satu dari satwa itu terbang ke Lentera, dia bertemu Ratu untuk menyampaikan kabar bahwa Wonosari telah datang. Ratu pun yang sedang berada di istana langsung bergegas mengumpulkan pasukannya untuk melawan pasukan Wonosari.

Rara: "ada apa ibu?? Kau mau kemana?"

Naharayu: "Rara... kau bersembunyilah. Wonosari telah datang, mereka menyerang kita."

Ratu langsung pergi meninggalkan Rara dan Adya.

Raden Adya: "apa???". "apa mereka tau kalau aku disini?" dia berkata di dalam hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun