Mohon tunggu...
Amri MujiHastuti
Amri MujiHastuti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Sekolah Dasar

Pengajar, Ibu, pemerhati pendidikan anak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Gendis Sugar", Kesempatan Kedua

24 Maret 2019   11:51 Diperbarui: 24 Maret 2019   12:31 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


'Pak Zach adalah putra pemilik saham terbesar kami, dia seorang pengacara dan memberi bantuan hukum berkenaan perjanjian dan kontrak kerjasama yang perlu pengesahan hukum."


Gendis terdiam


"Alisia?" Sugara memanggil Alisia yang seperti orang melamun, "Ada apa? Apakah ada yang mengganggumu?" 

Tentu saja ada, batin hati Sugara. Terlihat jelas gadis itu masih sakit hati pada masa lalunya setiapkali memandang om Pramana ataupun Zach yang berhubungan dengan masa lalunya itu.


Bagaimana seandainya sekarang Gendis juga tahu bahwa Ray Rahardian adalah Rahadi Sugara. Dulu Sugara adalah orang yang paling dipercayainya. Gadis itu berinisiatif mengirimi Sugara kabar tentang keberadaan dan keadaannya. Gendis mempercayainya dan Sugara memutuskan sendiri persahabatan itu secara sadar.


Oh Tuhan, apa yang saat itu ada di kepalanya? Tapi saat itu dia masih sangat muda. Mungkinkah dia bisa menelan semua kebencian Gendis pada keluarganya.


Ya, dia bisa. Dia siap menerima kemarahan dan sakit hati Gendis. Dia akan memenangkan kembali hati Gendis yang terus membayanginya sejak hari mereka berpisah di hutan lindung dan Sugara mengetahui siapa Alisia.


"Maaf, Ray...aku hanya banyak pikiran." jawab Gendis.


" Tak masalah. Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Oke? Termasuk bila ada orang yang menyakitimu atau apa, aku bisa menolongmu..."


Gendis menahan hatinya yang bergemuruh. Hidung dan sudut matanya sudah basah.
Ali Nurdin melipat tangannya dan tak beranjak dari tempatnya. Dia yang biasanya melucu juga tahu sekarang bukan saat yang tepat.


Ali Nurdin ingat beberapa tahun lalu saat mereka dalam pesawat setelah diantar mobil patroli polisi kehutanan yang mengantar mereka sampai di luar kawasan hutan lindung. Ali Nurdin menatap Sugara yang terlihat kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun