Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mesin yang Mengubah Dunia

1 April 2024   16:55 Diperbarui: 22 Januari 2025   00:16 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robot Manusia (sumber gambar: dokpri)

Oh, si anu suka ajaran bersuci sebelum beribadah? Yang satu lagi, suka berdoa di tengah malam.

Jadi, robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama sukanya apa? Robot agamawan hebat mampu mengidentifikasi permasalahan dan menanggapi apa ungkapan jemaah.

Apakah robot pendeta, biksu, rabi, ulama, dan lainnya mampu memberi sikap teladan bagi jemaah atau para penganut agama? 

Jangan sampai jemaah atau para penganut agama terpesona dengan apa yang dikhutbahkan oleh robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama? Bagaimanapun juga, nilai keikhlasan dalam misi dakwah yang diemban oleh robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama akan memengaruhi kualitas penghayatan dan pengamalan agama dari jemaah.

Pertanyaannya? Apakah robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama memiliki hati atau niat ikhlas dalam berdakwah?

Sudah tentu, mekanisme pergerakan darah, selaput otak, dan sinyal syaraf yang dikirim ke otot berbeda dengan robot pendeta, biksu, rabi, ulama, dan sejenisnya. Aliran darah nadi dan vena, misalnya, nampak berbentuk cairan kental. 

Seperti itukah juga robot pendeta, biksu, rabi, ulama, dan sejenisnya? Darah berwarna merah cerah di dalam nadi (arteri). Bagaimana dengan robot agamawan pintar tersebut? Selanjutnya, darah berwarna ungu gelap di dalam vena. Robot agamawan dahsyat?

Dua atau tiga pertanyaan lagi. Robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama sebagai tubuh yang nyaris seperti penampilan luar manusia. 

Apakah robot agamawan super tersebut memiliki sensasi rasa sakit, warna, lapar, haus, dan cita rasa atau hanya milik jemaah atau para pengikut agama? Adakah imajinasi dan intuisi yang dimiliki oleh robot berwajah manusia?

Sebagaimana kita menelesuri jalan terjal, mendaki dan berliku, apakah robot agamawan super memiliki ’kehendak bebas’? 

Banyak pertanyaan yang layak diajukan. Dari Robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama mencoba sesuatu untuk memahami kehidupan dengan cara mengintip atau mengendap-ngendap dari sensasi hanyalah untuk mempermainkan pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun