Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mesin yang Mengubah Dunia

1 April 2024   16:55 Diperbarui: 22 Januari 2025   00:16 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robot Manusia (sumber gambar: dokpri)

Godaan dan nurani menuntut langkah cepat dan antisipatif. Manusia nurani terbagi ke dalam konsep. Dia tidak tersembunyi lagi. 'Apa yang dipahami dalam pikiran’ dan ‘apa yang dipahami dalam tubuh’. 

Godaan merupakan langkah permulaan,”purwa muka,” dan akhir dari kehidupan. Semakin meningkat godaan, semakin kita terlelap dari tidur panjang dalam keadaan terjaga.

Nuranilah yang meneranginya. Konon, perlahan-lahan kehidupan beragama dilayani oleh robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama. 

Maklumlah! Zaman yang telah berubah.

Dimana ada tanda-tanda keilahian tidak menghilang dalam kedalaman moral yang kosong, di situ pula robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama akan berbicara. Sebagai contoh, orang pandai berhitung, tiba-tiba menghadapi soal baru dalam kehidupan yang belum pernah ditemukan sebelumnya mengalami jalan buntu. 

Nah, dari sini, sensasi luar, yaitu sentuhan, penglihatan, cita rasa, penciuman, dan pendengaran. Sensasi dalam  berupa intuisi (ala Descartes) ternyata belum memadai bagi robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama.

Para robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama akan bergumul dengan persepsi dan prasangka. Robot pendeta, biksu, rabi, dan ulama berusaha untuk menanggulangi endapan debu kehidupan, sehingga cahaya terhambat memasuki relung-relung batin. 

Singkatnya, godaan akan disinari oleh cahaya sehingga kehidupan nampak bak air jernih di dalam gelas putih bening.

Mereka percaya jika Tuhan yang dikhutbahkan oleh robot pendeta, biksu, rabi, ulama, dan sejenisnya akan mengeluarkan dari penderitaan yang menyakitkan, kelaparan, dan nafsu birahi. Begitu tinggi nilai agama yang ditawarkan oleh robot manusia.

Sedangkan mengurus dirinya sendiri belum terpenuhi, apalagi urusan umat atau jemaah yang begitu kompleks dan ruwet.

Itulah mengapa Nietzsche di abad ke-19 enggan curhatan usai Tuhan telah mati. Dia terjaga saat mengatakan Tuhan telah mati, 142 tahun lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun