Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mesin dan Hasrat untuk Mengetahui

27 Maret 2024   11:58 Diperbarui: 3 April 2024   11:04 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kira, imajinasi dan pengetahuan tidak pernah saling memotong lintasan dan alur hasrat.

Sampai saat ini, satu-satunya titik temu pengetahuan dengan benda-benda dan obyek-obyek adalah hasrat. Saya melihat titik awal dari imajinasi seperti kita ketahui memiliki jangkauan yang berlipat ganda dan melampaui segala apa yang diperkirakan sebelumnya. Istilahnya, imajinasi ibarat si buta yang menggendong si lumpuh. Kedua sisi ini memiliki beban, selama keduanya menanggung gaya beratnya logika. Kisah si buta dan si lumpuh mungkin ada di Google?

Sehingga keduanya boleh dikatakan berbeda dengan seorang pemabuk memegang senapan atau dia melihat dua tiang listrik padahal hanya satu saja jumlahnya. 

Sensasi penglihatannya merupakan kekacauan imajinasi, dari adonan terpadu dalam mesin dan kebinatangan; dicelupkan kedalam gerakan-gerakan nafsu terboncengi sejauh tubuh sebagai titik pertemuannya.

Saya menuju pembiakan tubuh setelah ia diperas oleh nalar. Berikut, ia patut meracuni, menyebarkan, membatasi, menipu, membujuk, dan merangkul bayangan yang ia sendiri junjung tinggi. 

Semakin melawan saya berhasrat, satu sisi terang dari “Anda” mengambil titik celah dari kedalaman dan menempatkan mimpi dan teks diterima secara terpisah sebagai “bacaan” dan “tulisan baru.” Tentang gagasan, dijejali lika-liku tantangan, diberi beban dan polesan tubuh.

Dari jauh, saya lebih berhasrat menyelamatkan Anda dari rasa percaya diri secara berlebih-lebihan. Saya ada bukan karena Anda berpikir dan tubuh Anda nyata. Saya juga berpikir bukan karena Anda. Bahwa saya berhasrat untuk mengatasi saya tidak berpikir.

Tetapi, saya tidak menjadi yang lain. Lebih baik tetap sebagai manusia, antara alamiah dan tiruan, antara jelas dan meragukan. Saya yang melekat pada hasrat untuk mengetahui hanyalah sebuah jejak-jejak dan tanda-tanda hasrat tanpa akhir. Subyek hanyalah jurang terdalam dari saya dan Anda sebelum benda-benda. 

Saya tidak memenuhi prasangka. Pengetahuan tentang hasrat yang menubuh tidak lebih dari mesin. 

Suatu mesin dalam pengertian luas. Saya ada berarti secara tidak langsung dibangun oleh mesin. Saya kira, mesin ada dimana-mana. Saya ada sesuatu yang tidak dihadirkan dalam tubuh murni, tetapi hasrat yang terpencar-pencar.

Bahwa sesuatu yang tidak tinggal diam dalam berpikir saya ‘ada’. Antara mimpi dan fiksi, hasrat yang menubuh sedikit demi sedikit melanggar batas-batas. Setidaknya, nafsu terkekang atau hasrat yang terkontrol agar kebebasan tidak menjadi ilusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun