Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mesin dan Hasrat untuk Mengetahui

27 Maret 2024   11:58 Diperbarui: 3 April 2024   11:04 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir, angka-angka atau tatanan geometri digantikan dengan tanda atau tata bahasa melalui mesin, yang belajar tentang penderitaan, kebahgiaan, dan cinta. Saya ada, ditandai oleh mimpi, halusinasi, ilusi, dan semua hal-hal nyata. Titik tolak mesin dimana tanda hasrat untuk mengetahui akan dimulai pada saat kita terjaga dan bermimpi kembali.

Saya menemukan dunia dalam keadaan sekarat, ironis, pandir, dan angkuh. Dimanakah  selera, cahaya, rasa panas, dingin, dan setiap yang muncul dari sensasi? Saya kira, hasrat adalah hasrat. Wujud otomat atau mesin secara alamiah melekat dalam hasrat. 

Bukan lagi perkara biasa, bahwa saya berhasrat atau kita belum berpikir apa-apa tentang apa belum diketahui. Jenis kecerdasan selalu memiliki relasi dengan mesin. 

Jika saya tidak berhati-hati pada retorika dan tubuh, ia begitu rawan dan rapuh, karena hasrat tidak bergerak bersama seorang karyawan. Jam tangan atau jam di dinding sebagai mesin sebagai gambaran simpel. Kita tanpa sadar dikendalikan oleh jam kerja. Sesuatu yang bukan mesin alamiah.

Spesies langkah yang tidak bisa disentuh oleh tubuh. Misalnya, menyentuh kue lezat di atas meja berlanjut ke mulut sampai pengetahuan ini diganggu kenikmatan bersifat temporal. 

Satu pelajaran bagi kita, dalam pengamatan yang spontan secara bertubi-tubi, di bawah insting yang merata, mata dan hidung seekor kucing lebih peka daripada manusia. Ia setidak-tidaknya lepas dari isi perut buncit. 

Terlalu kenyang perut akan mengganggu berpikir serius adalah satu-satunya lompatan terakhir pengetahuan primitif dengan pengetahuan modern, tetapi lomptan terakhir dan jaringan ‘nyata’ dari citra pengetahuan tidak dapat diartistiskan kebodohan dalam masa kini, dari kemalasan atau kekerdilan kita. 

Inilah, akibat lompatan dan jaringan kehomogenian pengetahuan yang meletakkan tubuh untuk dimekanisasi, diperebutkan dan dikuasai oleh insting.

Seseorang yang tidak memikirkan untuk tidak makan akan lebih picik daripada menyalurkan kenikmatan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Meringankan beban cita rasa untuk menggiring mereka mengenal tanda kehidupan. Saya makin sering bertanya. 

Aliran darah yang dipompa dari jantung, saluran pencernaan menyantuni makanan, racun dalam tubuh disaring oleh ginjal dan seterusnya sebagai akibat proses biokimia. Mesin alamiah itu disamarkan dan dinetralisir oleh mesin-mesin baru; melalui porsi besar dari tanda hasrat yang lentur. Mesin-mesin mengetahui kode-kode rasa lezat atau nikmat melalui makanan.

Melalui “mesin selera” yang (warna makanan-minuman dieksekusi oleh ‘mesin pengelola’) dalam relasi dan pertukaran yang ‘nyata’ merupakan bagian dari kode-kode cecapan yang tidak terelakkan. Karena itu, kode dan mesin selera diselundupkan kedalam tingkat kesenangan yang tidak terhingga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun