Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Islam

27 Maret 2023   14:33 Diperbarui: 23 Juli 2023   15:34 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibnu Khaldun, pemikir Islam kenamaan (Sumber gambar: detik.com)

Ibnu Sina. Tokoh muslim brilian lainnya adalah Ibnu Sina (980-1037 M). Dia adalah filsuf peripatetik muslim memiliki pengaruh sangat besar terhadap para filsuf Barat di kemudian hari. 

Dia melanjutkan konsepsi wujud-mutlak dan wujud-mungkin dari al-Farabi. Lebih lanjut ia juga menemukan bahwa antara esensi benda dan eksistensinya bisa dibedakan dalam banyak kasus.

Seseorang bisa saja memiliki ide tentang struktur dasariah dari suatu  benda  tanpa harus mengetahui apakah ia eksis atau tidak.  

Tetapi, dalam kasus Tuhan, sebagai  suatu  kesatuan yang sempurna, maka eksistensi tidak bisa menjadi sifat yang ditambahkan melainkan bagian yang integral dari esensi-Nya.

Ibnu Sina juga mengambil penalaran emanasi-hierarkis Neoplatonis  yaitu  dari intelek Tuhan atau Pikiran  Murni memancar intelegensi lainnya. Tetapi ia menganggap materi sebagai fondasi abadi benda-benda, bukan sekedar emanasi realitas spiritual yang suram.

Baginya akal terbagi dua, yaitu (i) Akal praktis, yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melalui indra pengingat yang ada dalam jiwa binatang dan (ii) Akal teoritis, yang menangkap arti-arti murni, yang tak pernah ada dalam materi seperti Tuhan, roh dan malaikat.

Akal praktis memusatkan perhatian kepada alam materi, sedangkan akal teoritis kepada alam metafisik. Dalam diri manusia terdapat tiga macam jiwa dan jelas bahwa yang paling penting diantaranya adalah jiwa untuk berpikir manusia yang disebut akal itu.

Akal teoritis meliputi empat tingkatan, yaitu (i) Akal potensial, yaitu akal yang mempunyai potensi untuk rnenangkap arti-arti murni; (ii) Akal bakat, yang telah mulai dapat menangkap arti-arti murni; (iii) Akal aktual, yang telah mudah dan lebih banyak rnenangkap makna-makna yang murni; dan (iv) Akal perolehan yang sudah sempurna kesanggupannya menangkap  makna-makna yang murni (bandingkan dengan klasifikasi akal menurut al-Kindi dan al-Farabi). Akal tingkat keempat inilah yang dimiliki oleh para filsuf. Akal inilah yang dapat menangkap arti-arti murni yang dipancarkan Tuhan melalui Akal X ke Bumi.

Ibnu Rusyd. Tokoh muslim yang tidak kalah hebantny adalah Ibn Rusyd (1126-1198 M). 

Filsuf tersebut muncul seabad lebih sesudah Ibn Sina dalam komunitas muslim Spanyol.

Dalam filsafat, dia dikenal sangat mengagumi Aristoteles. Dalam proyek intelektualnya, dia berusaha membebaskan filsafat dari perangkap-perangkap penafsiran Neoplatonis semisal faham emanasi sebagai ciptaan dari  Tuhan.  Dia  percaya  bahwa ciptaan bersifat abadi dimana Tuhan senantiasa terlibat secara aktif dalam kehidupan manusia dengan pengetahuan-Nya yang serba meliputi. Dia percaya bahwa setelah kematian, maka ruh manusia bergabung kembali dengan Intelegensi Aktif universal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun