Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Islam

27 Maret 2023   14:33 Diperbarui: 23 Juli 2023   15:34 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibnu Khaldun, pemikir Islam kenamaan (Sumber gambar: detik.com)

Mansyur Al-Hallaj (858-922 M) merupakan seorang proponen paling awal yang disebut-sebut menerima klaim keselamatan eskatologis di luar Islam. Di antara percikan pemikirannya, memang terdapat ide-ide yang bisa dipersepsi sebagai sumbangsihnya bagi pluralisme agama, yang sekarang menjadi wacana keislaman yang anyar.

Sekaliber al-Hallaj  bertumpu  pada  pandangannya tentang Tauhid, dimana Tuhan adalah satu, unik, sendiri, dan terbukti satu (one, unique, alone, and attested one). Maka tauhid dalam keyakinannyapun mempersilakan kehadiran konsep ketuhanan yang beraneka ragam. Baginya, Tuhan tidak bisa disifati dengan apapun. Penyifatan justru hanya akan membatasi-Nya.

Pemikiran al-Hallaj terkait erat dengan konsep hulul dan Nur Muhammad. 

Al- Hallaj memang sosok tokoh yang terkenal dengan gema ucapannya. Ana al-Haqq, “Aku adalah Sang Kebenaran” (I am the Absolute Truth). Ana al-Haq wal Haqqu lil Haqqi Haqqu, Laa basa zathu famaa tsam farq (Akulah al-Haq, Sang Kebenaran dan al-Haq bagi al-Haq adalah  kebenaran,  membungkus Dzat (Esensi)-Nya, maka dari itu bedakanlah).

Al-Ghazali. Siapa yang tidak kenal Al-Ghazali (1059-1111 M)? Dia didapuk sebagai  hujjat  al-Islam

Menurutnya, ilmu sejati  adalah ma’rifat atau mengenal Tuhan. Tidak ada wujud lain melainkan Allah dan perbuatan Allah. Allah dan perbuatannya adalah dua hal, bukan satu. Ini koreksi atas pemahaman Hallaj. Alam bagi al-Ghazali adalah makhluk dan ayat tentang kekuasaan dan kebesaranAllah. Perjalanan tasawuf pada esensinya adalah usaha untuk membersihkan diri dari maksiat dan menjernihkan hati secara berkesinambungan sampai mencapai musyahadah (ketersingkapan batin).

Seorang manusia hanya akan mencapai musyahadah, bukan hulul. “Hamba adalah hamba dan Tuhan adalah Tuhan, tidak akan keduanya dapat bersatu”. Jadi, serupa dengan Dzu al-Nun, al-Ghazali percaya dengan metode ma’rifat untuk mencapai esensi. Ma’rifat adalah cahaya Allah yang dilimpahkan kepada hati para kekasih-Nya, yang dengannya tersingkap hakekat segala sesuatu dengan penuh keyakinan.

Di samping itu, ma’rifat juga bisa mengantar seseorang semakin kuat cintanya (mahabbah) pada Allah. 

Sementara, orang yang paling bahagia di dunia ini sebenarnya adalah orang yang paling kuat cintanya. Untuk meraih mahabbah, kita bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu (i) memutuskan diri dengan segala hubungan duniawi dan (ii) keluasan ilmu pengetahuan (ma’rifat) tentang Allah.

Untuk mencapai ma’rifat, al-Ghazali menjelaskan tentang langkah-langkahnya, yaitu pertama, syak (ragu-ragu atau skeptis). Kedua, mujahadah atau riyadhah (disiplin  dan  latihan  diri yang serius). Ini ditunjukkan melalui kesungguhan diri untuk mengendalikan segala  nafsu duniawi, menyucikan diri dari segala maksiat. 

Tegasnya, tingkat kebenaran ma’rifat sebenarnya tidak bisa diperoleh melalui banyaknya rangkaian dalil dan permainan retorika dengan argumentasi yang bisa diajukan, melainkan melalui praksis beruapa amal ketaatan yang tulus. Ketiga, mukasyafah (ketersingkapan hijab antara hamba dan Allah Al-Khaliq) secara batiniyah (dalam  hati). Ketika hati telah menjadi bersih, maka ia laksana cermin yang dengan anugerah Allah mampu memantulkan nur (cahaya) Allah. Keempat,  al-Mudawamah  ‘ala  al-Muraqabah atau kontinuitas dalam kesadaran diri atas kedekatan dan pengawasan Allah. Puncak dari taqarrub adalah fana’ atau terpusatnya seluruh kesadaran hanya pada Allah. Sehingga seolah semua wujud sirna, kecuali Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun