Selesai sarapan, beberes perabotan yang kotor, memastikan semua peralatan elektronik sudah dilepas dari colokannya kecuali lemari pendingin, mereka memesan taksi via aplikasi.
"Sebenarnya, kita ini mau kemana tho, Kamas?" Amel masih penasaran.
"Rahasiaaa," jawab Abram. Ia pun tergelak melihat Amel manyun.
 ~.~.~.~.~.~
Usai urusan bagasi, Abram menggandeng Amel menuju pintu keluar. Setelah memesan taksi, mereka segera melaju. Butuh beberapa jam untuk sampai ke hotel yang telah dipesan Abram sebelumnya.
"Sebenarnya ini ... maksudnya apa, Kamas?" Amel masih ngedumel, meskipun ia berjalan mengekor di belakang Abram menyusuri lorong-lorong menuju ke kamar.
"Sstt ...," sambil menempelkan telunjuknya di bibir, Abram mengerling nakal.
Setelah mengulurkan tips ke petugas hotel, Abram menutup pintu dan menguncinya sekalian.
Tanpa menjawab, ia menjatuhkan diri ke tempat tidur asal-asalan. Memencet remote tivi dan mencari saluran secara acak.
Amel masih berdiri, diam. Ia belum sepenuhnya mengerti apa mau suaminya.
"Siniii, berbaringlah di sisiku. Sinii," Abram menepuk-nepuk bagian kasur yang kosong di sebelahnya.