"Pram ! tega sekali kamu mengucap demikian,.aku berkata jujur dari hatiku sendiri," sesal Marieta
"tak mungkin,"
"kenapa tak mungkin. Perempuan tetaplah perempuan, Pram. Aku ingin dicintai utuh,"
"apa cintaku selama ini tak utuh ?"
"mungkin cintamu utuh, Pram. Tapi cintamu jenis cinta serakah. Aku .. aku cuma ingin menikah, Pram. Demi Tuhan aku mencintaimu,"
"kamu harus memahami kondisiku, Marieta. Keinginanmu susah,"
"susah ?!! susah kenapa ? nikah bawah tangan pun aku bersedia,"
"terlalu beresiko,"
"beresiko katamu ? berkali-kali kamu meniduriku, Pram. Baru kali ini kamu bilang beresiko ?"
"Marieta ! kubilang keduakalinya aku tak suka kata-katamu, lebih mirip kata-kata perempuan jalang !"
"Aku .. aku .. aku cuma tak habis pikir, Pram"