Mohon tunggu...
Emil WE
Emil WE Mohon Tunggu... road and bridge engineer -

Seorang penikmat sastra, anggota forum diskusi sastra “Bengkel Imajinasi”, anggota Adventurers and Mountain Climbers (AMC 1969) Malang, kini tinggal di kampung kecil di Jawa Timur sehabis menekuni profesinya sebagai urban di Jakarta. Gemar menulis di alam bebas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen: Koridor

28 Desember 2010   23:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Pram ! tega sekali kamu mengucap demikian,.aku berkata jujur dari hatiku sendiri," sesal Marieta

"tak mungkin,"

"kenapa tak mungkin. Perempuan tetaplah perempuan, Pram. Aku ingin dicintai utuh,"

"apa cintaku selama ini tak utuh ?"

"mungkin cintamu utuh, Pram. Tapi cintamu jenis cinta serakah. Aku .. aku cuma ingin menikah, Pram. Demi Tuhan aku mencintaimu,"

"kamu harus memahami kondisiku, Marieta. Keinginanmu susah,"

"susah ?!! susah kenapa ? nikah bawah tangan pun aku bersedia,"

"terlalu beresiko,"

"beresiko katamu ? berkali-kali kamu meniduriku, Pram. Baru kali ini kamu bilang beresiko ?"

"Marieta ! kubilang keduakalinya aku tak suka kata-katamu, lebih mirip kata-kata perempuan jalang !"

"Aku .. aku .. aku cuma tak habis pikir, Pram"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun