Mohon tunggu...
Emil WE
Emil WE Mohon Tunggu... road and bridge engineer -

Seorang penikmat sastra, anggota forum diskusi sastra “Bengkel Imajinasi”, anggota Adventurers and Mountain Climbers (AMC 1969) Malang, kini tinggal di kampung kecil di Jawa Timur sehabis menekuni profesinya sebagai urban di Jakarta. Gemar menulis di alam bebas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen: Koridor

28 Desember 2010   23:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prama bersikap tak peduli. Ia menikmati sarapan roti sembari menyeruput teh hangat.

"kejadiannya dimana, Sit ?" tanya Mamanya yang mengoles mentega di atas roti.

"Apartemen Sheilaroom, Jakarta Selatan."

"loh, itu kan deket kantor Mama," celetuk Mamanya

"Iya,Ma. Deket kantor Mama. Kasihan, sepertinya dia dibunuh pacarnya," lanjut Sita yang terus membaca.

"mungkin saja dia perempuan simpanan, Sit. Jaman sekarang banyak cewek yang berprofesi jadi piaraan," sahut Prama urun pendapat. Ia menilik sekilas raut Tiara, istrinya, dan kemudian menilik Sita, anak perempuannya.

"Jadi inget bukunya Sherry Argov, Pa. Why Men Marry Bitches," timpal Sita usai membaca.

"kenapa sih, Pa. Banyak lelaki yang seperti itu ?" tanyanya kemudian

"jangan tanya Papa, Sit. Papa tak mengerti," jawab Prama yang mengangkat bahu dan lantas menjatuhkannya. Ia kemudian mengernyit sambil menggeleng perlahan.

"jaman memang sudah edan, Sit. Kiamat sudah dekat."

Penggalan berita harian Kabar Kota edisi 31 Desember 2009,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun