Prama bersikap tak peduli. Ia menikmati sarapan roti sembari menyeruput teh hangat.
"kejadiannya dimana, Sit ?" tanya Mamanya yang mengoles mentega di atas roti.
"Apartemen Sheilaroom, Jakarta Selatan."
"loh, itu kan deket kantor Mama," celetuk Mamanya
"Iya,Ma. Deket kantor Mama. Kasihan, sepertinya dia dibunuh pacarnya," lanjut Sita yang terus membaca.
"mungkin saja dia perempuan simpanan, Sit. Jaman sekarang banyak cewek yang berprofesi jadi piaraan," sahut Prama urun pendapat. Ia menilik sekilas raut Tiara, istrinya, dan kemudian menilik Sita, anak perempuannya.
"Jadi inget bukunya Sherry Argov, Pa. Why Men Marry Bitches," timpal Sita usai membaca.
"kenapa sih, Pa. Banyak lelaki yang seperti itu ?" tanyanya kemudian
"jangan tanya Papa, Sit. Papa tak mengerti," jawab Prama yang mengangkat bahu dan lantas menjatuhkannya. Ia kemudian mengernyit sambil menggeleng perlahan.
"jaman memang sudah edan, Sit. Kiamat sudah dekat."
Penggalan berita harian Kabar Kota edisi 31 Desember 2009,