"Oh, eh, iya..." aku menyahut gugup.Â
Astaga. Ada apa denganku ini?
"Wi, kamu tidak apa-apa?" Edo menatapku cemas.
"Aku baik-baik saja," aku mencoba bersikap setenang mungkin.
"Teman-teman, sepertinya Dewi masih lelah. Kita cabut dulu, yuk. Besok saja kita diskusikan lagi masalah ini." Edo menatapku sesaat.Â
Sebelum berlalu meninggalkan rumah, pemuda itu tersenyum dengan sungging yang--sungguh tidak bisa kulupakan.
***
 Malam itu aku mempelajari berkas-berkas yang tadi diserahkan oleh Edo. Tapi jujur, otakku kali ini sulit diajak berkonsentrasi. Aku hanya membolak-balik lembar kertas di tanganku tanpa memikirkan apa-apa.
Akhirnya kuputuskan menelpon Black.
"Hallo, Black, apa wanita itu baik-baik saja?"
"Ya, Boss! Nona Dewi baik-baik saja. Dia pun--menanyakan keadaan Anda."