Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Devi dan Dewi

12 Maret 2019   08:27 Diperbarui: 12 Maret 2019   08:49 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuterima kunci dari wanita yang mengaku sebagai Bibi itu. Dan---agak kebingungan aku mencari kamar Dewi. Untunglah Bibi gemuk itu sudah keluar rumah meninggalkanku.

Baru saja aku memutar anak kunci, terdengar suara ribut-ribut di luar rumah.

"Hai, Dewi, Edo sempat bingung lho. Tadi siang kami kemari tidak menemukanmu. Ponselmu tidak aktif pula. Kami sempat mengira kamu diculik!"

Segerombolan muda-mudi merangsek masuk ke dalam rumah.

"Sekarang lagi musim aktivis diculik," seorang pemuda, salah satu dari mereka menepuk pundakku kuat-kuat. Hampir saja aku menjerit dan menampar pemuda yang kurang sopan itu. Untung aku sadar bahwa aku sedang dalam penyamaran menjadi Dewi.

"Edo, nih Dewi segar bugar!" lagi-lagi salah seorang dari mereka merangkulku.

"Hai, Edo, kok kamu malu-malu sih. Tumben..." masih ada celutukan dari yang lain.

 Aku celingukan. Mana nih di antara mereka yang bernama Edo. Ada empat orang pemuda sedang berdiri menatapku.

"Maafkan kelakuan teman-teman, Wi. Kami memang sempat khawatir. Kamu sih, pergi tanpa pesan," salah satu dari pemuda yang tengah menatapku itu berjalan menghampiri. Aku membatin. Ini pasti Edo. Pacarnya si Dewi sialan itu.

Wajahnya tampan. Tubuhnya tinggi dan atletis. Dia tersenyum menatapku. Pintar juga si Dewi ini memilih pacar. Dan sesaat aku berusaha menghindari tatapan pemuda itu. Bersitatap dengan dia, sungguh, membuat hatiku berdesir.

"Wi, ini berkas pengaduan kita. Tolong kamu pelajari ya," Edo membuka percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun