Dan perang dingin baru saja dimulai.
 "Aduh, nona-nona cantik, jangan berantem. Kalian berdua kalau bersitegang sama-sama menyeramkan!" Black masuk ke dalam apartemen, berusaha melerai kami.
"Oke, aku tidak ingin berlama-lama terjebak dalam pertemuan konyol ini. Antar aku ke rumah dia Black. Sekarang juga!" aku berdiri. Merapikan ujung lengan kemejaku yang kusut.
"Hei, apa maksudmu?" wanita itu mendongakkan kepalanya, kemudian ikut berdiri.
"Kita bertukar tempat! Aku akan menjadi dirimu--dan kamu menjadi aku."
"Kau sudah gila!" wanita yang mirip aku terpekik.
"Ikuti saja permainan ini, Nona. Lalu kita lihat siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya." Aku menatap wanita itu. Tak berkedip.
"Baiklah, aku terima tantangan ini. Tapi jangan berharap aku akan berubah pikiran." Â Wanita itu balas menatapku.
Kudengar Black tertawa.
"Apa ada yang lucu, Black? " aku menoleh ke arah bodyguard-ku itu.
Seketika Black terdiam.