Mohon tunggu...
eko pramono jati
eko pramono jati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA: EKO PRAMONO JATI NIM: 46118210032 MATA KULIAH: PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB NAMA KAMPUS: UNIVERSITAS MERCUBUANA NAMA DOSEN PENGAMPU: APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Jawa Kuna Berbasis Kearifan Lokal tentang Alam dan Budaya

6 Mei 2023   02:17 Diperbarui: 6 Mei 2023   02:26 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu contoh etika tindakan dokrin dalam konteks kepemimpinan adalah Kepemimpinan Gaya Sarat Wedotomo yang dijalankan oleh KGPAA Mangkunegara IV. Gaya kepemimpinan ini mengedepankan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan kepercayaan sebagai pondasi utama dalam memimpin.

Dalam Serat KINANTHI, terdapat beberapa prinsip dan nilai etika yang diterapkan oleh

KGPAA Mangkunegara IV dalam kepemimpinannya. Beberapa di antaranya adalah:

Kejujuran: KGPAA Mangkunegara IV menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Hal ini dilakukan agar dapat membangun kepercayaan dan integritas yang kuat di antara para bawahannya. Disiplin: Seorang pemimpin harus memiliki disiplin yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. KGPAA Mangkunegara IV memperlihatkan ketelitian dan ketegasan dalam mengambil keputusan dan menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Peduli pada bawahan: KGPAA Mangkunegara IV menganggap para bawahannya sebagai anak-anaknya sendiri yang perlu dijaga dan dilindungi. Ia selalu memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan para bawahannya, serta memberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan. Menjaga tradisi: Sebagai seorang pemimpin yang berasal dari keluarga kerajaan, KGPAA Mangkunegara IV mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan memperkuat tradisi dan budaya Jawa. Hal ini dilakukan agar budaya dan nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya dapat terus dijaga dan dilestarikan. Dengan menerapkan etika tindakan dokrin seperti yang dijalankan oleh KGPAA

Mangkunegara IV, seorang pemimpin dapat membangun hubungan yang harmonis dengan bawahannya dan masyarakat yang dipimpinnya. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan integritas yang diperlukan dalam membangun suatu organisasi atau masyarakat yang maju dan berkembang. 

Alam mitos dan logos merupakan dua konsep penting dalam kebudayaan Jawa. Alam mitos mengacu pada dunia non-material dan spiritual yang dianggap sebagai asal mula keberadaan manusia dan segala sesuatu di alam semesta. Sementara itu, logos mengacu pada cara pandang yang lebih rasional dan logis, yang lebih terkait dengan dunia material dan ilmu pengetahuan modern.

Namun, di dalam kebudayaan Jawa, ada pengertian yang menyatakan bahwa alam mitos dan logos sebenarnya saling melengkapi. Alam mitos tidak dapat dipisahkan dari logos, dan begitu pula sebaliknya. Dalam pandangan ini, alam mitos dipandang sebagai akar dan logos sebagai cabang dari satu pohon yang sama.

Sebagai contoh, dalam tradisi wayang kulit Jawa, tokoh-tokoh dalam pementasan wayang tidak hanya dipandang sebagai karakter dalam sebuah cerita, tetapi juga melambangkan aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Dalam pandangan alam mitos, tokoh wayang melambangkan kekuatan alam semesta yang mempengaruhi kehidupan manusia. Sementara itu, dalam pandangan logos, tokoh wayang dapat dipelajari sebagai contoh etika dan moral, dan juga sebagai karya seni budaya yang berharga.

Dalam kebudayaan Jawa, alam mitos dan logos juga tercermin dalam ajaran agama Islam. Islam di Jawa memiliki ciri khas yang disebut sebagai Islam Jawa atau Islam Nusantara, yang menyatukan ajaran Islam dengan kebudayaan lokal Jawa. Dalam ajaran Islam Jawa, alam mitos dan

logos juga dianggap sebagai dua sisi yang saling melengkapi. Ajaran agama Islam dihubungkan dengan kepercayaan animisme dan dinamisme Jawa, sehingga terjadi perpaduan antara keyakinan spritual dan pandangan rasional.

Dengan demikian, konsep alam mitos dan logos dalam kebudayaan Jawa menunjukkan betapa kompleksnya kearifan lokal yang ada di Indonesia. Dalam kebudayaan Jawa, alam mitos dan logos tidak dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, tetapi sebagai dua sisi yang saling melengkapi dalam membentuk pandangan hidup dan kebudayaan yang holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun