7. Serat Jangka Jayabaya: Berisi tentang ramalan-ramalan Jayabaya mengenai masa depan Jawa.
8. Serat Kidung Sunda: Berisi tentang sejarah dan kebudayaan Sunda.
Delapan Serat Karya Sultan Agung Mataram dianggap penting dalam pengembangan sastra Jawa karena mengandung ajaran-ajaran moral dan etika yang sangat relevan bagi kehidupan masyarakat Jawa pada masa itu. Karya-karya sastra tersebut juga memberikan gambaran tentang kebudayaan dan sejarah Jawa yang masih relevan hingga saat ini.
Tatanan moral mental: Aja dumeh, aja gunuman, aja kagetan, prasojo, manjing ajur ajer
Tatanan moral mental tersebut adalah bahasa Jawa yang artinya dalam Bahasa Indonesia adalah:
"Jangan marah, jangan malas, jangan terkejut, bijaksana, selalu mengajarkan dan belajar"
Tatanan moral mental ini mengajarkan untuk mengontrol emosi, seperti marah dan kaget, serta menghindari sifat malas. Selain itu, tatanan ini juga mendorong untuk selalu bijaksana dalam berpikir dan bertindak, serta selalu mengajarkan dan belajar dari orang lain. Hal ini dapat membantu seseorang untuk mengembangkan kepribadian yang baik dan menjadi lebih baik dalam hubungannya dengan orang lain.
Serat sastra gending
"Serat Sastra Gending" adalah salah satu karya sastra Jawa yang terkenal. Serat ini ditulis pada abad ke-19 oleh seorang pengarang Jawa yang bernama Ronggowarsito. Serat ini termasuk ke dalam jenis karya sastra prosa yang banyak menggunakan bahasa Jawa Kuna.
Serat Sastra Gending berisi tentang kisah
percintaan antara Rara Mendut dan Mas Ngabehi Loring Pasar, yang berlatar belakang Kerajaan Mataram. Kisah ini dipenuhi dengan nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran agama Hindu-Jawa. Selain itu, serat ini juga menyajikan nilai-nilai moral yang baik, seperti kejujuran, keikhlasan, dan pengendalian diri.