Aku kaget setengah mati. Aku rapatkan tubuhku di sudut dinding lift, merapalkan doa apapun yang bisa membuatku keluar dari situasi sinting ini.Â
Reflek pria aneh itu sangat cepat. Dia ganti melayangkan bogem mentah beberapa kali ke arah Pak Abi yang hebatnya dapat ditangkis dengan mudah. Kini gantian Pak Abi yang membalas pukulan itu, mengenai rahang pria aneh itu. Namun pria aneh itu malah tersenyum senang.Â
Pria aneh itu mengeluarkan sebuah tongkat yang seketika berubah menjadi light saber. Pria aneh itu kini mencoba menyerang Pak Abi dengan benda bersinar itu. Namun lagi, Pak Abi berhasil menghindar. Sementara serangan gagal yang ditujukan untuk Pak Abi itu berhasil merobek dinding lift.
Ini gila.Â
Pria itu menapaki dinding lift untuk melakukan serangan kepada Pak Abi. Dengan posisi setengah berlutut, Pak Abi menyilangkan kedua tangannya menahan serangan itu. Perlahan ia dirikan tubuhnya dan berupaya menghempaskan serangan itu ke udara.Â
Berhasil. Light saber itu berhasil terlepas dari genggaman pria aneh itu. Saat akan mencoba mengambil light saber itu kembali. Pak Abi buru-buru menendang dagu pria aneh itu yang membuatnya tersungkur ke pojokan.Â
Pria aneh itu tersenyum sambil menatap horor padaku. Ia berdiri. Mendekat seolah ingin menyerangku. Aku menutup kedua mataku. Rasa takut mulai menguasai.Â
Beberapa detik berlalu. Tak ada apapun yang terjadi. Aku membuka mataku perlahan.Â
Pak Abi sudah mencekik leher belakang pria aneh itu. Ia menyunggingkan senyum yang terasa menakutkan.Â
"Jangan pernah menyentuh sesuatu yang tak akan pernah bisa kamu miliki."
"Ting"Â