Siapa dia?Â
Setelah perkenalan itu, Pak Direktur mengantarkan Abimanyu ke ruangannya. Beberapa rekan kerja mulai mendatangi, menggoda bahkan ada yang terang-terangan menyatakan kekagumannya pada Abimanyu.
Di ujung ruangan, aku sempat melihat Jessica cs seolah memandangku penuh kekesalan. Aku? Tentu saja kebingungan tapi begitu menikmati reaksi Jessica cs. Jadilah dengan tatapan congkak, aku balas pandangan mereka terhadapku.Â
Aku menang.Â
Tunggu. Tapi masalahnya, pria ini bukan kekasihku. Bagaimana jika dia mengatakan kenyataan sebenarnya ke orang-orang? Ah peduli setan. Nikmati saja kemenangan sesaat ini. Urusan dengan Pak Abi, bisa diatur nanti.Â
########
Kedatangan manajer baru kami ini, tidak hanya membawa angin segar tapi juga membawa mimpi buruk. Walau tampan, orang itu sangat disiplin dan tegas. Tidak hanya meminta laporan keuangan tiga bulan berjalan, orang itu bahkan meminta pertanggungjawaban atas pengeluaran yang dirasa membengkak.Â
Mau tak mau beberapa staf harus lembur, mengerjakan revisi atas beberapa laporan. Aku rasa aku menjadi staf terakhir yang pulang, tentu bersama dengan Pak Abimanyu di ruangannya. Walau banyak hal yang ingin kutanyakan, tapi aku memilih menyimpannya, tubuhku terlalu lelah. Aku ingin rebahan.
Setelah berpamitan dengan Pak Abimanyu, aku meninggalkan ruangan itu. Lelaki itu hanya menatapku sekilas lalu kembali memeriksa laporan di tangannya.Â
Koridor ruangan ini terasa sepi dan gelap. Ah sial. Sejak kapan cerita ini berubah genre menjadi drama misteri? Entah kenapa perasaan tak enak. Aku percepat saja langkahku menuju lift.Â
Setelah menunggu lift beberapa saat. Pintu lift terbuka menampakan seorang pria berkemeja biru di sudut belakang lift. Ah, sepertinya dia dari gedung atas dan baru pulang lembur juga. Aku sedikit melemparkan senyum karena kami sempat bertukar pandang. Aku masuki lift itu. Sejujurnya aku bersyukur karena ada pria ini. Setidaknya aku tak sendirian.Â