Mohon tunggu...
Ilana Rue
Ilana Rue Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Saya menyukai fiksi sedari kecil, namun butuh waktu lama untuk akhirnya bisa menulis. Saya mulai menulis pada tahun 2021 di akun wattpad. Awalnya saya menulis hanya sebagai media untuk healing dari rasa stres dan depresi yang saya rasakan. Di awal Juli 2023, nama saya tercantum pada penulis terpilih yang karyanya dibukukan di sebuah antologi cerpen. Sejak saat itu, saya aktif berkarya dan mengikuti lomba-lomba cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Boy In The Picture

19 September 2024   07:45 Diperbarui: 19 September 2024   07:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kaget setengah mati. Aku rapatkan tubuhku di sudut dinding lift, merapalkan doa apapun yang bisa membuatku keluar dari situasi sinting ini. 

Reflek pria aneh itu sangat cepat. Dia ganti melayangkan bogem mentah beberapa kali ke arah Pak Abi yang hebatnya dapat ditangkis dengan mudah. Kini gantian Pak Abi yang membalas pukulan itu, mengenai rahang pria aneh itu. Namun pria aneh itu malah tersenyum senang. 

Pria aneh itu mengeluarkan sebuah tongkat yang seketika berubah menjadi light saber. Pria aneh itu kini mencoba menyerang Pak Abi dengan benda bersinar itu. Namun lagi, Pak Abi berhasil menghindar. Sementara serangan gagal yang ditujukan untuk Pak Abi itu berhasil merobek dinding lift.

Ini gila. 

Pria itu menapaki dinding lift untuk melakukan serangan kepada Pak Abi. Dengan posisi setengah berlutut, Pak Abi menyilangkan kedua tangannya menahan serangan itu. Perlahan ia dirikan tubuhnya dan berupaya menghempaskan serangan itu ke udara. 

Berhasil. Light saber itu berhasil terlepas dari genggaman pria aneh itu. Saat akan mencoba mengambil light saber itu kembali. Pak Abi buru-buru menendang dagu pria aneh itu yang membuatnya tersungkur ke pojokan. 

Pria aneh itu tersenyum sambil menatap horor padaku. Ia berdiri. Mendekat seolah ingin menyerangku. Aku menutup kedua mataku. Rasa takut mulai menguasai. 

Beberapa detik berlalu. Tak ada apapun yang terjadi. Aku membuka mataku perlahan. 

Pak Abi sudah mencekik leher belakang pria aneh itu. Ia menyunggingkan senyum yang terasa menakutkan. 

"Jangan pernah menyentuh sesuatu yang tak akan pernah bisa kamu miliki."

"Ting" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun