"Ga bisa. Apa ga ada Cil. Jangan-jangan semua foto itu editan ya? Halu-haluan lu aja kan?" Tanya Jessica.Â
"Eng... Enggaklah. Masa iya halu. Engga dong. Ini aku coba telfon dulu. Biar kalian percaya."
Aku menekan dial nomor Abimanyu yang sejujurnya adalah nomor pribadiku yang lain. Tentu saja dihubungi bagaimanapun tidak akan ada jawaban. Tuhan, tolong hambamu.Â
"Tuh kan ga dijawab." Ucapku berusaha santai.Â
"Lagi-lagi gak bisa dihubungi ya Cil. Kayak biasanya. Ga malam, ga siang. Kayaknya emang pacar kamu selalu sibuk dan ga bisa dihubungi." Ujar Jessica.Â
Aku mengerutkan keningku. Aku bukanlah pembohong yang handal. Tapi aku juga tidak ingin terlihat bodoh di depan banyak orang. Tuhan, maaf karena aku memilih jalan menjadi pembohong, tapi aku tak bisa berhenti sekarang.Â
"Jess mending urus urusan lu sendiri deh. Ya kali gue bohong masalah cowok gue." Dengan seluruh kekuatan, aku menatap nyalang ke arahnya.Â
Obrolan kami berakhir dengan kedatangan Ibu Anna. Senior staf HRD.Â
"Kalian bahas apa, kok tegang banget?" Tanya Bu Anna dengan wajah sumringah.Â
"Pacar Cecille, Bu. Si Jessica bilang kalau Cecille halu aja punya pacar. Karena pacarnya mirip Vernon, idolanya Cecille." Jawab Dinda.Â
"Udah-udah jangan goda Cecille lagi. Mentang-mentang yang paling muda disini. Lagian itu beneran kok. Tuh orangnya ada di ruangan Pak Direktur."Â