Naroh nyengir. Mengelus-elus kepalanya yang kena jitak. Â "Habis, warnanya mirip...."
Yanthi mencibir. "Huh, dasar mata rabun!"
Anak-anak peserta tur tertawa terbahak.
"Mami marah." Saya menjawabi penyebab biang masalah sehingga suasana bungalo mendadak sepi seperti kuburan.
Viona cemas, spontan duduk merapat di samping saya. Vicky mengikutinya dari belakang seperti pitik.
"Kenapa?" tanyanya.
"Mami tidak suka lihat anak-anak minum miras."
"Astaga! Jadi kalian...?" Viona menutup mulut dengan telapak tangan kanannya. "Ya iyalah, Wong. Orang tua mana sih yang suka melihat kalian, anak-anaknya minum miras?!"
"Bukan kami. Tapi, dua orang yang bernama Aditya dan Robby."
"Lalu, Mami...?"
"Yah, seperti biasa. Diaman."