Keunggulan Pendekatan Hanacaraka
Mengintegrasikan Nilai Lokal: Filosofi ini relevan dalam konteks Indonesia karena menghormati budaya lokal yang mengutamakan harmoni dalam menyelesaikan konflik.
Mengurangi Ketegangan: Dengan pendekatan yang humanis, audit dipandang sebagai proses pembelajaran bersama, bukan sekadar kontrol administratif.
Mendorong Kepatuhan Sukarela: WP yang merasa diperlakukan secara adil dan bermitra lebih cenderung mematuhi peraturan di masa depan.
A. Apa Itu Dialektika Hegelian?
Dialektika Hegelian berasal dari filosofi Hegel yang menganggap konflik sebagai suatu proses penting untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Dalam konteks audit perpajakan, konsep ini digunakan untuk menggambarkan hubungan yang terjadi antara perbedaan pandangan antara wajib pajak (WP) dan auditor dalam hal pemahaman dan penerapan peraturan perpajakan. Dialektika Hegelian mengandalkan analisis berbasis tiga tahap utama yang saling berhubungan, yaitu tesis, antitesis, dan sintesis. Masing-masing tahap ini membantu menyelesaikan perbedaan dengan cara yang sistematis dan terstruktur.
Penjelasan tentang Dialektika Hegelian
Dialektika Hegelian adalah metode untuk menganalisis konflik melalui tiga tahap berikut:
- Tesis: Merupakan pernyataan atau klaim awal yang mengungkapkan posisi atau keyakinan pihak pertama. Dalam audit perpajakan, ini mengacu pada laporan pajak yang diserahkan oleh WP atau pandangan WP mengenai kewajibannya.
- Antitesis: Menyajikan pandangan atau temuan yang bertentangan dengan tesis. Pada tahap ini, auditor mengidentifikasi kesalahan atau ketidaksesuaian dalam laporan pajak WP berdasarkan peraturan yang ada.
- Sintesis: Merupakan solusi akhir yang menggabungkan kedua pandangan untuk menciptakan pemahaman baru. Solusi ini bisa berupa perbaikan laporan pajak atau perubahan dalam administrasi pajak yang lebih efektif.
Contoh Aplikasi dalam Audit Perpajakan