Pa-Dha-Ja-Ya-Nya: Mencapai kesepakatan bersama sebagai hasil dari diskusi yang produktif.
Ma-Ga-Ba-Tha-Nga: Mendorong pembelajaran untuk meningkatkan kepatuhan di masa depan.
Pendekatan Praktis: Menggunakan Nilai-Nilai Hanacaraka dalam Proses Audit
a. Tanggung Jawab dalam Proses Penilaian
Dalam menjalankan tugasnya, auditor harus memahami konteks bisnis wajib pajak. Nilai "Hanacaraka" menjadi panduan untuk melaksanakan tugas dengan integritas tinggi.
- Contoh: Auditor menganalisis laporan keuangan dan dokumentasi transfer pricing secara transparan, mengacu pada standar internasional seperti OECD Guidelines.
b. Penyelesaian Konflik Melalui Dialog
Tahap investigasi sering kali diwarnai perbedaan pendapat antara auditor dan wajib pajak. Nilai "Datasawala" mendorong penggunaan komunikasi terbuka untuk menjembatani perbedaan ini.
- Contoh: Auditor mengadakan sesi klarifikasi untuk membahas perbedaan antara data yang dilaporkan dan temuan audit, memberikan ruang bagi wajib pajak untuk menyampaikan argumennya.
c. Membangun Harmoni dalam Kesepakatan
Pada tahap akhir audit, prinsip "Padha Jayanya" mengarahkan auditor untuk menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak tanpa mengesampingkan kepatuhan terhadap hukum.
- Contoh: Setelah konflik selesai, auditor memberikan rekomendasi perbaikan sistem pelaporan kepada wajib pajak untuk meminimalkan kesalahan di masa depan.
Â