“Sebaiknya kita segera balik ketenda” Fithar memanggil kami. Kemudian Kemala berlari kecil mendekati kami dan langsung mengambil posisi duduk disamping Dewi.
”Badanku juga terasa menggigil,” ucap Dewi. Wajahnya pucat kedinginan karena hembusan angin malam yang semakin kencang. Langsung kuulurkan tanganku untuk membantu Dewi berdiri.
”Sini kubantu berdiri!” tanganku langsung memegang lengan Dewi agar ia dapat berdiri dengan baik. Karena ia sangat kedinginan, sepertinya ia tidak bisa berdiri sempurna meskipun ia terus berusaha untuk dapat berdiri tegak sempurna. Kemala kemudian memintaku untuk memapahnya agar Dewi dapat berjalan pelan menuju tenda.
“Dewa, tolong bantu Dewi menuju tenda ya!” pinta Kemala dengan sopan dengan suaranya yang terdengar manja.
“Iya, siap!” jawabku sigap dan bersemangat sambil mengepalkan tanganku seperti mengucapkan untuk pekik merdeka. Kemudian kupersilakan mereka mendahului.
Fithar dan Kemala kembali berlarian kecil saling dahulu mendahului, untuk segera menjadi orang pertama yang bisa mencapai tenda.