Sekarang Dewi juga terlihat menggigil kedinginan. Rambutnya yang sebelumnya basah kini telah kembali mengering. Angin sepertinya telah menjadi mesin pengering rambut yang cukup ampuh buatnya.
Aku memberanikan diri merapatkan diri untuk duduk disamping Dewi. Niatku untuk meyakinkan diriku, bahwa ia sedang baik-baik saja. Kembali kukumpulkan sisa-sisa keberanianku yang selama ini entah berserak kemana, dengan membuka pembicaraan sekadarnya.
“Bagaimana perasaanmu tentang sunset barusan, Dewi?” basa basiku membuka pembicaraan sambil mataku menatap kearah laut yang langitnya telah gelap.
“Indah, Dewa!..sangat mempesona,” suaranya agak tercekat sebentar ”bahkan lebih dari yang diceritakan oleh mereka yang datang kesini sebelumnya,”sambung Dewi yang tatapannya seolah hanya tertancap dititik matahari sebelumnya menghilang beberapa menit sebelumnya.
”Orang-orang terluka sepertiku tadi, Apakah kau perlakukan sama?” tanyanya tenang tetapi tetap bernada menyelidik.