”Dari awal perjumpaan, kulihat kau sangat berbeda dari pemuda lainnya,” kata Dewi yang sejenak kemudian Dewi terdiam. Ia seperti mengambil nafas dalam, untuk kemudian melanjutkan ucapannya, “memang sepertinya banyak beban yang harus kau tanggung, Dewa!” kata-kata Dewi meluncur perlahan seperti berusaha menyelami apa yang sedang terjadi denganku saat ini.
Rasanya sulit bagiku untuk menjelaskannya panjang lebar kepada Dewi, sampai akhirnya keluarlah kata-kataku.
“Rasa yang selalu kutahan, sampai aku melihatmu untuk pertamakali” Dewi kembali melirik wajahku dengan tatapan tanda tanya.
“Selalu menahan diri untuk tidak jatuh hati kepada seorang gadis manapun,” sambungku
“Kenapa?, apa yang membuatmu seperti itu?”sepertinya Dewi bertambah penasaran.