“Maafkan aku, Dewi!” ungkapku setelah tiba-tiba aku tersadar dari aksi keberandalanku yang muncul tiba-tiba. Dewi tidak menjawab. Hanya sorot mata teduhnya saja yang kembali menembus sampai kejantungku yang terdalam.
Kemudian kami melanjutkan obrolan-obrolan ringan. Kuketahui kemudian bahwa umur Dewi beberapa tahun berada diatasku. Amarilis Dewi juga bercerita bahwa mereka bertiga adalah bagian dari kelompok pecinta alam kampus.Waktu libur kuliah pasti dihabiskan ketempat-tempat yang alamnya sangat menantang untuk di jelajahi. Dari obrolan ringan tersebut akhirnya aku mengetahui dimana Fithar dan Kemala adalah teman akrab sejak kecil. Tetapi Dewi sendiri mengakui tidak tahu, apakah hubungan mereka sampai ketahap yang lebih jauh atau hanya sekedar teman baik yang cocok dalam segala hal.
Sepanjang pembicaraan aku hanya banyak mendengar dan akan bertanya seperlunya saja. Rasanya ingin kuketahui apakah Dewi mempunyai pacar dikampus, tetapi mulutku masih seperti terkunci untuk mengatakannya. Hingga pada saatnya justru Dewi yang balik bertanya
”Dewa, adakah pujaan hatimu selama ini?”
”Belum” jawabku singkat sekaligus lugu namun tegas. Aku percaya diri sekali untuk pertanyaan tersebut.